Berita Viral

LUHUT Beri Sinyal BBM Pertalite dan Solar Bakal Dihapus Diganti ke Euro 4 dan Euro 5, Ini Alasannya

Manko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan ada kemungkinan BBM Pertalite dan Solar bakal dihapuskan. 

Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta
Potret terbaru Luhut Pandjaitan yang kembali tampil dengan tegas saat Rapat Evaluasi Kinerja Kemenko Marves 2023 Menuju Indonesia Emas 2045, Jumat (22/11/2023). Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi RI itu terlihat memimpin rapat. Adapun rapat evaluasi Kinerja Kemenko Marves 2023 Menuju Indonesia Emas 2045 itu digelar di The St. Regis Bali Resort, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (22/11/2023). (Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta) 

TRIBUN-MEDAN.com - Manko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan ada kemungkinan BBM Pertalite dan Solar bakal dihapuskan

Pertalite dan Solar sebagai bahan bakar kendaraan disebut berdampak besar bagi pencemaran udara di Indonesia. 

Sebagai gantinya, Luhut mengatakan bahwa Indonesia tengah membahas tentang BBM euro 4 dan euro 5

BBM jenis ini lebih berkualitas dan minim pencemaran udara. 

Dikatakan Luhut, saat ini pemerintah sedang berusaha meningkatkan standar kualitas BBM di Indonesia.

Rencana tersebut demi meningkatkan kualitas udara di Indonesia dan mengakselerasi target netralitas karbon pada 2060 mendatang, sekaligus mendorong percepatan pembentukan industri kendaraan listrik.

"Kita sekarang akan membuat kualitas solar dan/atau bensin seperti Euro 4 ataupun Euro 5," ucap Luhut, (18/1/24) melansir Kompas.com.

"Dengan demikian kendaraan dan transportasi umum itu bisa memakai kualitas BBM lebih bagus," kata Luhut.

"Sehingga, akan mengurangi sulfur dan itu akan membuat kualitas udara di Indonesia jauh lebih bersih," lanjut Luhut.

Baca juga: Polres Taput Ringkus Pria yang hendak Edarkan Sabusabu, Berikut Barang Bukti yang Ikut Diamankan

Baca juga: Jadwal Puasa Ramadan 2024 berdasarkan Keputusan Pemerintah

Baca juga: 6 TRADISI Buka Puasa Ramadan di Indonesia yang Beragam, Ngabuburit hingga Tadarusan

Mengingat, kandungan sulfur selama ini dianggap mempengaruhi tingkat emisi dari kendaraan bermotor yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pencemaran udara.

"BBM dan LPG ini sangat menarik karena kita impor. BBM itu diimpor 50 persen lebih, namun kita subsidi, sehingga kalau tidak salah pengeluaran untuk itu hampir Rp 300 triliun," ucap Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves dalam kesempatan terpisah.

Artinya, penggunaan dan subsidi BBM masih kontraproduktif terhadap belanja negara serta komitmen Indonesia mencapai netralitas karbon.

Rachmat juga menyebutkan bahwa penerapan standar Euro 4 dan Euro 5 ini bakal diterapkan ke kendaraan niaga seperti truk dan bus.

Sebab jenis transportasi tersebut menyumbang tingkat emisi tinggi.

"Mungkin yang bisa saya sampaikan heavy duty vehicle itu yang paling banyak emisinya. Jadi kita perlu lihat semua (jenis kendaraan)," tutupnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved