Puasa di Negeri Orang
Jadi Minoritas dan Jalani Ibadah Puasa Penuh Tantangan, Dona Rindu Tanah Air
Menurutnya, menjalani ibadah puasa di Norwegia sangat berbeda dengan yang ia rasakan di Indonesia.
Penulis: Risya Fakhrana Nasution | Editor: Ayu Prasandi
"Saya biasanya salat tarawih di rumah saja," ungkapnya. Meskipun demikian, Dona tetap berusaha menjaga tradisi Ramadan, meski tidak dapat menjalaninya seperti yang ia alami saat di Indonesia.
Walaupun umat Muslim di Sarpsborg terhitung tidak banyak, Dona tetap menjaga hubungan dengan komunitas Muslim Indonesia di Oslo.
Setiap bulan, mereka mengadakan kegiatan mengaji dan silaturahmi, meskipun jarak yang cukup jauh membuatnya tidak selalu bisa ikut serta.
Ketika lebaran tiba, Dona biasanya bergabung dengan ulama Islam Indonesia di Norwegia untuk melaksanakan salat Idul Fitri bersama mereka. Setelahnya, mereka akan berkumpul dan makan bersama, sebuah tradisi yang ia coba jalankan meski jauh dari keluarga di Indonesia.
Salah satu tantangan terbesar bagi Dona adalah menjadi seorang ibu tunggal yang harus mengurus dua anak sekaligus bekerja di negara yang jauh dari tanah kelahiran.
"Tidak mudah bagi saya untuk pulang ke kampung halaman setiap tahunnya. Mengingat saya punya dua orang anak, dan saya juga orang tua tunggal yang harus memikirkan biaya yang tidak sedikit untuk pulang ke Indonesia," ungkapnya.
Meskipun demikian, rindu akan keluarga dan suasana Ramadan di Indonesia tetap menjadi bagian dari kehidupannya.
"Saya kangen sekali sama keluarga, sama santapan khas Medan yang enak-enak sekali," tambah Dona dengan nada penuh haru.
Mengenai masakan Indonesia, meskipun ia bisa memasak beberapa menu khas, Dona mengakui bahwa makan sendiri tidaklah sama nikmatnya dengan makan bersama keluarga besar yang penuh kehangatan.
"Sebenarnya saya juga bisa buat menu-menu khas Indonesia itu, hanya saja kalau saya makannya sendiri kan kurang nikmat ya. Anak-anak pada nggak doyan soalnya," kata Dona dengan sedikit tawa.
Ia mengenang masa-masa ketika masih tinggal di Kristiansund, di mana terdapat teman dari Jakarta yang juga menyukai masakan Indonesia.
"Di Kristiansund, ada orang asal Jakarta yang tinggal di sana. Jadi saya punya teman yang juga orang Indonesia dan suka masakan Indo," kenangnya.
Demi mengobati rindu akan momen-momen lebaran di Indonesia, Wanita berhijab ini juga sering membuat kue-kue lebaran seperti nastar, kue salju, dan kue keju.
Bagi Dona, Ramadan di Norwegia merupakan sebuah pengalaman yang penuh tantangan dan kerinduan. Namun, ia tetap berusaha menjalani ibadah dengan sepenuh hati, meskipun suasana yang ia rasakan jauh berbeda dari yang ada di Indonesia.
(Cr34/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| 2 Tahun Jalani Puasa di Negeri Sakura, Shobron Mengaku Hampa, Tak Merasakan Vibes Ramadan |
|
|---|
| Tahun Pertama Puasa di Amsterdam, Hani Rindu Salat Tarawih dan Buat Sop Buah Bareng Ibu |
|
|---|
| 8 Tahun di Malaysia, Dewi Sonita Rindu Rasakan Puasa di Kampung Halaman |
|
|---|
| Cerita Puti Novianti, Pekerja Asal Medan di Jepang, Rindu Suara Azan Saat Ramadan |
|
|---|
| Jalani Puasa Ramadan Pertama di Australia, Fadhila Rindu Kampung Halaman |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/PUASA-DI-NEGERI-ORANG-Dona-47-wanita-berhijab.jpg)