Berita Viral

DEMI Program Makan Gratis, Prabowo Bakal Pangkas BBM Subsidi, Pertalite Bakal Dihapus?

Baru-baru ini, viral di media sosial mengenai kabar BBM subsidi dipangkas demi program makan gratis yang dicanangkan pasangan Prabowo-Gibran.

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Petugas operator melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) ke pengendara di SPBU coco Putri Hijau, Medan, Sabtu (3/9/2022). Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. 

Namun sayang, hal ini belum bisa dibeberkan secara terperinci oleh Irto karena masih dalam proses peninjauan. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menegaskan, pencampuran etanol untuk seluruh jenis BBM masih lama diterapkan karena rantai pasok bahan bakunya belum siap. 

“Bioetanol ini kita belum siap rantai pasoknya di hulu. Jadi menurut saya tidak bisa cepat seperti biodiesel karena kalau harus impor akan tambah biaya dan tinggi harganya,” ujar Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (12/2). 

Menurutnya sejauh ini BBM campuran etanol masih terus diuji coba secara teknis dan komersial. Sehingga penerapan masif masih memerlukan waktu. 

Satu kunci penting dalam pengembangan BBM campuran etanol ialah pasokan bahan baku yang berkelanjutan dan tidak mengganggu suplai untuk kebutuhan lainnya semisal tebu untuk pangan. 

Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Edi Wibowo menjelaskan ketersediaan fuel grade ethanol (FGE) nasional saat ini baru sejumlah 40 kilo liter per-tahun. Masih jauh untuk memenuhi kebutuhan pencampuran bioetanol (E5) secara nasional. 

Berdasarkan peta jalan pengembangan bioetanol berbasis tebu, diperkirakan pada tahun 2026 ketersediaan FGE akan semakin meningkat menjadi 623.000 kL per tahun. 

Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan BBN, pemerintah akan meningkatkan ketersediaan bioetanol melalui Perpres No. 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel), di mana ditargetkan pada tahun 2030 akan tersedia FGE sebesar 1.2 juta kL. 

“Namun jumlah ini pun belum mencukupi untuk pencampuran E5 dengan semua jenis gasoline,” ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Pencampuran etanol secara masif ke BBM diakui Edi tetap  mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan penerimaan masyarakat. 

Mengingat Pemerintah belum berencana untuk memberikan subsidi atas kenaikan harga bensin akibat dicampurkannya bioetanol ke dalam bensin. Dalam kondisi normal, harga bioetanol lebih tinggi dari harga bensin.

 

(*/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved