Sumut Terkini
Kronologi Kepala Bayi Putus saat Persalinan di Puskesmas Pinangsori Tapteng
Kepala Bidang Pelayanan Kesiapan Dinkes Kabupaten Tapanuli Tengah Lisna Panjaitan menceritakan kronologi dugaan malapraktik .
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Kepala Bidang Pelayanan Kesiapan Dinkes Kabupaten Tapanuli Tengah Lisna Panjaitan menceritakan kronologi dugaan malapraktik kepala bayi yang putus dalam perut ibunya saat proses persalinan.
Menurut Lisna, kejadian bermula pada hari Senin (18/8/2025). Dimana seorang warga tersebut mendatangi Puskesmas Pinangsori untuk melakukan persalinan.
Lisna mengatakan, pada saat proses persalinan, pihak bidan di Puskesmas tersebut melakukan pengecekan detak jantung terhadap bayi. Namun sayangnya bayi tersebut sudah tidak bernyawa.
"Jadi inilah kronologis yang sebenernya. Pasien datang ke Puskesmas Pinangsori pada Senin (18/8/2025) pukul 06.15 WIB dengan keluhan melahirkan," jelasnya kepada Tribun Medan.
Pada saat proses pemeriksaan terhadap ibu dan calon bayi, kata Lisna tekanan darah sang ibu cukup tinggi.
"Kemudian sampai di sana, tugas kami melaksanakan pemeriksaan tekanan darah. Ternyata ibu alami darah tinggi 160/80 mm hg. Kemudian setelah dicek itu petugas kami berikan obat tensi diharapkan turun tensinya kan," ucapnya.
Pada saat memastikan denyut jantung janin, Bidan awalnya tak percaya kalau janin sudah tiada. Akhirnya dilakukan pemeriksaan detak jantung sebanyak 4 kali.
"Petugas kami melakukan pemeriksaan kehamilan teryata di situ dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin sampai 4 kali bidan kami lakukan itu namun denyutnya sudah tidak terdengar lagi begitu. Artinya bayi sudah meninggal di kandungan," tuturnya.
Keterangan tersebut kata Lisna ia dapat dari petugas Puskesmas Pinangsori yang berjaga pada hari itu.
"ini saya lakukan penyelidikan kepada petugas saya kepala puskesmas dokter bertugas bidan bertugas kami apa namanya cerita yang sejujurnya. Jadi info ini saya dapatkan berdasarkan audit dan investigasi," ucapnya.
Mengetahui janin sudah tidak bernyawa, petugas Puskesmas Pinangsori mengarahkan pasien untuk rujuk. Namun, pada saat itu, Pihak Puskesmas tidak memberitahu ke pasien maupun keluarga pasien terkait janin tersebut sudah tidak bernyawa.
"Segeralah dilakukan itu, petugas kami arahkan rujuk ke RSUD Pandan, Tapteng. Supaya di sana pertolongan persalinan agar bayi bisa di keluarkan dan ibu selamat. Namun keluarga menolak mentah-mentah, sampai empat kali juga petugas kami menyarankan rujuk tapi tetap ditolak," tuturnya.
Dikatakannya, alasan petugas tak memberitahu kondisi janin yang sudah tidak bernyawa ke keluarga pasien karena semua dalam keadaan panik.
"Kalau ibunya tidak dikasih tahu takut makin drop pasien. Dan tidak diberitahu ke keluarga atau suami pasien karena semua dalam keadaan panik," jelasnya.
Namun, petugas telah mengingatkan pasien beserta keluarga, jika tak dirujuk maka cukup berbahaya.
| Sopir dan Kernet Tertidur, Truk Ekspedisi Tujuan Aceh Kemalingan Paket Senilai Rp 50 Juta di Sergai |
|
|---|
| 3 Poin Sebab Rahmansyah Sibarani Dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD, Termasuk Skandal Video Call |
|
|---|
| Edy Rahmayadi jadi Tamu Spesial Konferda PDIP Sumut, Didoakan jadi Gubernur 2029 |
|
|---|
| Hadiri Konferda PDIP Sumut, Edy Rahmayadi jadi Tamu Spesial, Didoakan jadi Gubernur 2029 |
|
|---|
| BPBD Tapteng Selamatkan Orang Hilang di Badiri, Berawal Tersesat saat Survei Lahan ke Hutan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Puskesmas-Pinangsori-Kabupaten-Tapanuli-Tengah-Provinsi-Sumatera-Utara_1.jpg)