Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok
Suara Senyap Islam di Xinjiang
Apakah Islam dapat berkembang di Tiongkok sebagaimana layaknya di Eropa atau negara lain? Bagaimana Islam di Xinjiang?
Tiga argument yang dapat diajukan untuk mendukung tesis, Masa depan Islam di Xinjiang adalah, pertama, keberadaan Xinjiang Islamic Institut dan madrasah-madrasah yang menghidupkan ilmu-ilmu agama.
Kedua, keberadaan majelis ulama dan tokoh-tokoh Islam yang dipercaya pemerintah untuk duduk diperlemen.
Ketiga, keberadaan masjid-masjid yang ada di Xinjiang. Xinjiang tetap bertumbuh dan berkembang dalam senyap. Tidak seperti hiruk-pikuk Islam di Indonesia.
Mereka tidak bicara politik Islam, partai politik Islam, tidak juga bicara tentang ekonomi Islam, transformasi fikih menjadi hukum nasional dan isu-isu lainnya.
Mereka hari ini hanya fokus bagaimana kehidupan umat Islam di Tiongkok dapat berlangsung dengan damai dan harmoni.
Mereka hanya fokus bagaimana mereka dapat menjalankan ibadahnya di masjid atau di rumah. Bagaimana urusan umat Islam seperti pernikahan dan juga berkaitan dengan kematian dapat diurus dengan tata cara yang sesuai dengan syari’at Islam.
Dan pada saat yang sama, anak-anak muslim akan tumbuh dengan pendidikan yang baik; mereka menjadi muslim yang taat dan dalam satu tarikan nafas, menjadi warga negara Tiongkok yang taat dan membela negaranya.
Cukupkah dengan tiga pilar di atas. Sebenarnya ada satu aspek penting lainnya yaitu, pertumbuhan ekonomi. Namun untuk hal ini tidak diragukan lagi. Pertumbuhan ekonomi Xinjiang atau Tiongkok pada umumnya, akan mengikut perkembangan ekonomi di Tiongkok pada umumnya.
Berita baiknya sebagaimana muncul dalam diskusi dengan tokoh-tokoh Xinjiang, Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan Xinjiang tidak perlu diragukan lagi. Dengan luas 1/6 dari keseluruhan Tiongkok, keberadaan Xinjiang tentu sangat menentukan.
Dan karenanya tidak ada pilihan bagi pemerintah kecuali menjadikan Xinjiang menjadi wilayah yang Makmur dan Sejahtera.
Secara teoritik, di negara manapun, kelompok separatis tidak akan punya alasan untuk memberontak apa lagi ingin memisahkan diri, sepanjang rakyat hidup Sejahtera dan damai. Pemerintah Tiongkok amat sangat menyadari kondisi ini dan karenanya kesejateraan sebagai sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Saat ini tentu saja tantangan terbesar bagi Muslim Xinjiang adalah membuktikan dirinya sebagai warga negara Tiongkok yang baik, tidak sekedar patuh dan cinta terhadap negara tetapi juga berkontribusi secara maksimal untuk kemajuan negara.
Umat Islam Xinjiang harus juga membuktikan ajaran-ajaran Islam dalam tingkat tertentu sangat kompatibel dengan ajakan cinta tanah air, patuh kepada pemerintah sepanjang berada pada koridor haq.
Tentu saja dukungan umat Islam sangat dibutuhkan untuk menjadikan Tiongkok sebagai negara super power dan terkuat di Dunia, yang ditopang dengan kemajuan sains dan teknologi.
Pada gilirannya kekuatan Tiongkok ini akan membawa kemajuan dan keberhasilan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali Muslim Xinjiang. Kendatipun tidak bisa dipungkiri, kekuatan-kekuatan luar akan terus mengganggu kemesraan umat Islam dengan pemerintah Tiongkok.
Akan tetapi sepanjang Muslim Xinjiang tetap solid, bersatu dan kompak dan menyatakan komitmennya terhadap pemerintah Tiongkok, maka kekuatan asing tidak akan berarti apa-apa.
Wa Allahu A’lam bi al-Shawab.
UINSU Medan
komunitas muslim Uighur di Xinjiang
Xinjiang
Muslim Hui Zhengzhou
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)
| Penggunaan Kendaraan Listrik dalam Perspektif Kesehatan dan Lingkungan di Tiongkok |
|
|---|
| Muslimah Tiongkok Menginspirasi, Padukan Nilai-nilai Islam dengan Budaya Lokal |
|
|---|
| Muslim Tiongkok Cinta Kepada Negara Atas Dasar Agama |
|
|---|
| Beijing dan Dongsi: Simbol Pluralisme Agama di Negeri Tirai Bambu |
|
|---|
| Mobil, Museum, dan Mimpi Peradaban: Jejak Tiongkok Membangun Teknologi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Prof-Dr-Azhari-Akmal-Tarigan-di-Tiongkok.jpg)