Kunjungan Paus Fransiskus

PESAN Menohok Paus Fransiskus di Hadapan Pemimpin dan Pebisnis Papua Nugini

Di hari pertama kunjungannya di Papua Nugini, Sabtu (7/9/2024), Paus Fransiskus bertemu dengan para pemimpin Papua Nugini.

Editor: AbdiTumanggor
AFP/ANDREW KUTAN
Paus Fransiskus menyampaikan pidatonya di samping Gubernur Jenderal Papua Nugini Bob Dadae (kanan) di Gedung Pemerintahan di Port Moresby, Papua Nugini pada 7 September 2024.(AFP/ANDREW KUTAN) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Paus Fransiskus bertemu dengan para pemimpin dan pebisnis Papua Nugini di hari pertama kunjungannya di Papua Nugini, Sabtu (7/9/2024).

Di hadapan politisi (Gubernur Jenderal Papua Nugini Bob Dadae), diplomat dan pemimpin bisnis, Sri Paus mengatakan bahwa sumber daya alam yang melimpah harus memberi manfaat bagi semua orang.

Diketahui, Papua Nugini memiliki cadangan emas, tembaga, nikel, gas alam, dan kayu yang sangat besar yang telah menarik banyak perusahaan multinasional untuk berinvestasi.

Namun, sekitar satu dari empat orang hidup di bawah garis kemiskinan, dan hanya lebih dari 10 persen rumah yang memiliki listrik.

"Barang-barang (sumber daya alam) ini ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh komunitas," kata Paus, dikutip dari AFP.

Selama kunjungan apostolik 12 hari ke Asia-Pasifik itu, Sri Paus menekankan tekadnya untuk mempromosikan dialog antaragama dan mengunjungi negara-negara yang dianggap berada di pinggiran urusan dunia.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa meskipun para pakar luar dan perusahaan internasional besar harus terlibat dalam pemanfaatan sumber daya ini, mereka seharusnya tidak menjadi satu-satunya yang diuntungkan.

"Sudah sepantasnya kebutuhan masyarakat setempat dipertimbangkan dengan saksama saat mendistribusikan hasil dan mempekerjakan pekerja, untuk meningkatkan kondisi hidup mereka," terangnya.

Diketahui, selama beberapa dekade, Dataran Tinggi Papua Nugini telah dipenuhi dengan tambang-tambang besar yang dikelola Kanada, Australia, dan Cina.

Proyek senilai 19 miliar dolar AS (Rp 293,7 triliun) yang dipimpin oleh ExxonMobil telah menghasilkan puluhan juta ton gas alam cair sejak operasi dimulai pada 2014.

Proyek gas bernilai miliaran dolar lainnya sedang dikembangkan oleh TotalEnergies.

Namun, para ekonom menemukan sedikit bukti bahwa hal ini terjadi di Papua Nugini.

Sebuah studi Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan bahwa antara 2009 hingga 2018, produk domestik bruto per kapita negara itu tumbuh lebih dari sepertiga karena ledakan sumber daya alam.

Namun, selama periode yang sama, persentase orang yang hidup dengan kurang dari 2 dolar AS (Rp 30.000) per hari hampir sama.

"Kemiskinan hampir tidak berubah selama kurun waktu tersebut," kata penulis laporan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved