Tribun Wiki
Apa Itu Baby Blues Syndrome, Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya, Peran Suami Sangat Penting
Baby Blues Syndrome berhubungan dengan kesehatan mental ibu yang baru saja melahirkan. Masalah ini harus segera disikapi agar tidak membahayakan bayi
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kelahiran buah hati menjadi momen spesial yang dinanti-nanti sejumlah orang tua.
Namun, di balik sebuah kebahagiaan tersebut, tak jarang muncul perubahan emosional pada seorang ibu yang dikenal sebagai Baby Blues Syndrome.
Baby Blues Syndrome adalah kondisi kesehatan mental seorang ibu yang baru saja melahirkan.
Berbagai jurnal kesehatan menyebut, bahwa kondisi ini terjadi pada 50-80 persen ibu dalam 1-2 minggu setelah melahirkan.
Baca juga: Apa Itu Ekshumasi, Kenapa Bisa Terjadi dan Bagaimana Proses Pelaksanaannya
Gejalanya cukup beragam, mulai dari perubahan suasana hati yang cepat, kesedihan, kelelahan, kecemasan, hingga sulit untuk tidur.
Meskipun Baby Blues Syndrome umumnya hilang dengan sendirinya, kondisi ini tidak boleh diabaikan.
Bagi sebagian ibu, Baby Blues Syndrome dapat terasa membebani dan menakutkan, bahkan berpotensi mengarah ke depresi pasca-persalinan jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Baby Blues Syndrome
Dilansir dari laman halodoc.com, ada beberapa penyebab walaupun belum diketahui secara pasti terjadinya Baby Blues Syndrome:
1. Adaptasi menjadi ibu
Kesulitan beradaptasi dengan peran baru sebagai seorang ibu juga dapat meningkatkan risiko baby blues, terutama terjadi jika ibu juga harus melakukan tanggung jawab dengan rutinitas sehari-hari.
Kurang tidur juga bisa memicu gejala Baby Blues Syndrome ini, seperti perasaan sedih dan mudah tersinggung.
Baca juga: Tips Investasi Emas Bagi Pemula, Lebih Untung Mana, Emas Batangan atau Perhiasan?
2. Perubahan hormon
Setelah melahirkan, ada perubahan hormon di dalam tubuh yang memengaruhi perasaan atau suasana hati ibu.
Penurunan kadar estrogen dan progesteron atau hormon lainnya yang diproduksi kelenjar tiroid, dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah, perubahan emosi, hingga depresi.
3. Kelelahan dan kurangnya istirahat
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-Baby-Blues-Syndrome.jpg)