Tribun Wiki
Tradisi Upacara Mbengket Beges pada Suku Pakpak saat Mendirikan Rumah
Masyarakat suku Pakpak mengenal sebuah tradisi upacara bernama mbengket bages. Biasanya upacara ini dilakukan saat seseorang akan mendirikan rumah
TRIBUN-MEDAN.COM,PAKPAK- Masyarakat suku Pakpak yang ada di Sumatra Utara mengenal sebuah tradisi upacara bernama mbengket beges.
Tradisi upacara mbengket beges ini biasanya dilakukan saat seseorang akan membangun atau mendirikan rumah.
Dalam upacara ini, pemilik rumah akan memanggil tukang yang akan bekerja.
Lalu, tukang atau pekerja bangunan itu akan disuguhi makanan berupa seekor ayam dan pelleng (makanan khas).
Baca juga: Mengenal Tradisi Ritual Marrobu-robu Masyarakat Batak Simalungun Sebelum Menanam Padi
Pelleng adalah nasi yang ditumbuk bersama kunyit.
Sehingga warnanya menjadi kuning, layaknya nasi kuning pada umumnya.
Yang membedakan pelleng dengan nasi kuning pada umumnya adalah tekstur makanan ini yang lebih lembek, lantaran ditumbuk bersamaan dengan kunyit.
Dilansir dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, upacara mbengket beges ini dimulau pada pagi hari, dengan tujuan agar rumah yang akan dibangun bersinar dan terbit seperti halnya matahari pagi yang terang bersinar.
Sehingga rumah baru yang berdiri nantinya diharap akan mendatangkan rezeki dan kesehatan bagi penghuninya.
Baca juga: Tradisi Martondi Hau Masyarakat Batak Toba yang Mulai Punah
Setelah rumah mulai dibangun, maka selanjutnya diadakan lagi upacara penaikkan tiang (pejengjengken tiang).
Berbeda dengan upacara mengkottas, dalam upacara ini melibatkan pihak tetangga, puang dan berru, khususnya puang benna (saudara laki-laki ibu dari suami pemilik rumah) dan berru mbelgah.
Selain dilakukan makan bersama, pihak berru mbelgah tersebut berkewajiban memberi sehelai kain (sarung) dan puang benna menyediakan seperangkat adat (ayam, tikar, beras, sumpit).
Pihak sukut menyediakan setandan pisang masak, satu batang anak pisang (galuh sitabar), satu batang tebu, tepung beras (nditak) dan tentu juga lauk yang akan dimakan bersama (ayam dan nasi).
Baca juga: Tradisi Ritual Mangalontik Ipon pada Masyarakat Batak Toba Sebagai Tanda Kedewasaan
Pohon pisang, buah pisang dan tebu diikatkan di salah satu tiang yang berada di sudut kanan (bena kayu) rumah.
Lalu pihak berru yang membawa kain dililitkan pada tiang tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Gereja-Katolik-St-Dionysius.jpg)