Tribun Wiki
Tradisi Upacara Mbengket Beges pada Suku Pakpak saat Mendirikan Rumah
Masyarakat suku Pakpak mengenal sebuah tradisi upacara bernama mbengket bages. Biasanya upacara ini dilakukan saat seseorang akan mendirikan rumah
Tepung beras yang telah disediakan ditaburkan di tiang-tiang dan lahan yang akan didirikan rumah tersebut lalu dimakan secara bersama-sama.
Setelah acara makan bersama selesai, acara selanjutnya adalah kata-kata sambutan yang diawali dari sukut, berru dan diakhiri oleh puang.
Baca juga: Tradisi Cakap Lumat pada Suku Karo Sebagai Bentuk Norma Kesopanan dalam Masyarakat
Selanjutnya, pihak puang (puang benna) menarik kain dan langsung diserahkan sukut menjadi hak miliknya.
Kemudian, seperangkat adat yang dibawanya, oleh sukut diserahkan kepada pihak berru mbellen yang menyediakan kain tersebut.
Dengan selesainya makan bersama, kata-kata sambutan dan menyerahkan adat kepada pihak puang maka selesailah upacara kedua ini.
Selanjutnya, secara terbatas antara sukut dengan tukang melakukan upacara makan bersama pada saat pemasangan rusuk (penaikken rusuk).
Baca juga: Tradisi Mangelek Tao, Bentuk Kedekatan Masyarakat Toba Terhadap Alam
Tujuannya agar tukang terhindar dari cedera dan sakit saat pengerjaan menaikkan dan merancang rusuk-rusuk rumah.
Jadi dasar pelaksanaan upacara ini adalah karena tingginya tingkat kesulitan dan adanya ancaman bahaya pada saat pengerjaannya.
Setelah rumah selesai dibangun oleh tukang maka pihak sukut (pemilik rumah) membuat upacara dengan mengundang tukang untuk makan dan menyelesaikan seluruh kewajiban-kewajiban pemilik rumah, antara lain memberikan kain (oles) dan upah yang telah disepakati.
Upacara ini disebut dengan istilah menulak tukkang atau menahutken tukkang.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Gereja-Katolik-St-Dionysius.jpg)