Tribun Wiki

Tradisi Martondi Hau Masyarakat Batak Toba yang Mulai Punah

Masyarakat Batak Toba dahulunya mengenal sebuah tradisi bernama martondi hau. Tradisi ini berhubungan dengan kelestarian alam

Editor: Array A Argus
Diskominfo Pakpak Bharat
ILUSTRASI- Kawasan hutan kayu kapur di Kecamatan Pagindar, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Minggu (3/7/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat suku Batak Toba memiliki beragam tradisi dan ritual dalam kehidupannya.

Satu diantara tradisi lisan yang ada pada masyarakat Batak Toba adalah tradisi martondi hau.

Dilansir dari laman Repositori Kemendikbud, martondi berarti memiliki tondi atau roh.

Hau sendiri memiliki arti kayu.

Secara harfiah, sebenarnya tradisi martondi hau ini erat kaitannya dengan upaya pelestarian hutan.

Baca juga: Mengenal Tradisi Ritual Marrobu-robu Masyarakat Batak Simalungun Sebelum Menanam Padi

Biasanya, tradisi martondi hau dilakukan ketika masyarakat Batak Toba hendak menebang kayu.

Pada masa lampau, ketika masyarakat Batak Toba hendak menebang kayu guna keperluan mendirikan rumah atau hombung biasanya dilakukan ritus martondi hau.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat Batak Toba yang dipimpin seorang dukun atau ahli spritual memimpin doa untuk meminta izin kepada habonaran ni inganan dan boras pati ni tano untuk menentukan hari baik (maningkir ari) menebang kayu di hutan.

Setelah hari yang ditentukan disetujui, kemudian dilangsungkan pemberian sesaji berupa miak-miak, pira ni ambalungan (telur ayam), pangir (jeruk purut), dan itak gurgur (kue dari tepung beras).

Baca juga: Mengenal Ritual Mangan Napaet Sebagai Penghapusan Dosa pada Masyarakat Ugamo Malim

Sesaji ini diberikan tonggo-tonggo atau doa.

Sebelum menebang kayu di hutan, datu atau dukun akan melihat beragam hal dari pohon yang akan ditebang.

Ada lima hal yang mesti diperhatikan seorang datu sebelum kayu ditebang untuk keperluan manusia. 

1. Tidak boleh ada andor (tanaman sulur) yang meliliti pohon yang hendak ditebang.

2. Sebelum pohon ditebang harus terlebih dahulu dipaspas (diusap) untuk menyingkirkan mana kala ada binatang yang menempel di pohon.

Baca juga: Tradisi Ritual Mangalontik Ipon pada Masyarakat Batak Toba Sebagai Tanda Kedewasaan

3. Harus diperhatikan bagaimana keadaan sanimar (tunas) pohon yang diharapkan akan tumbuh menjadi pengganti pohon yang akan ditebang.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved