Viral Medsos
Gagal Ungkap Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Mantan Kapolda Jabar Malah Promosi Bintang 3
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, yaitu korban Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), kembali menjadi sorotan publik.
Saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, Kapolres Subang saat itu dijabat AKBP Sumarni. Lalu, Kapoldanya saat itu Irjen Pol Ahmad Dofiri.
Di tengah kasus ini belum terungkap, Irjen Pol Ahmad Dofiri naik pangkat menjadi Komjen menjabat Kabaintelkam Polri.
Lalu, posisinya digantikan oleh Irjen Suntana menjadi Kapolda Jawa Barat.
Saat baru menjabat Kapolda Jabar, Suntana berjanji akan menuntaskan kasus ini secepatnya.
Janji tinggal janji, kasus tak kunjung terungkap, hingga Suntana promosi jabatan menjadi Kabaintelkam Polri dengan pangkat Komjen.
Lalu, Ahmad Dofiri digeser menjadi Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri setelah Kabaintelkam Polri diisi Suntana.
Penunjukan Komjen Suntana menjadi Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri tersebut tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/1393/VI/KEP./2023 tertanggal 24 Juni 2023 yang ditandatangani langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Setelah Suntana naik pangkat, kemudian digantikan Irjen Akhmad Wiyagus.
Saat menjabat Kapolda Jabar sejak Maret 2023, Irjen Akhmad Wiyagus langsung menggeser AKBP Sumarni dari Kapolres Subang.
Bukannya mutasi biasa, tapi AKBP Sumarni malah promosi jabatan menjadi Waka Polres Metro Bekasi.
Posisi AKBP Sumarni digantikan oleh AKBP Ariek Indra Sentanu pada Juli 2023.
Kini kasus di tangan kepemimpinan Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu dan Kapolda Irjen Akhmad Wiyagus.
Terkait banpol
Dalam pengungkapan kasus ini, sebelumnya polisi telah meminta keterangan kepada Danu, Yoris dan Yosep terkait sosok bantuan polisi (banpol) dan menerobos TKP pembunuhan.
Sosok Banpol U pertama kali dilontarkan oleh saksi kunci pembunuhan ibu dan anak di Subang, Muhammad Ramdanu alias Danu.
Keberadaa Banpol memiliki kepanjangan bantuan polisi itu sempat dibantah oleh Kabid Humas Polda Jabar saat itu dijabat Kombes Pol Erdi A Chaniago.
Belakangan, Yoris Raja Amanullah sebagai sepupu Danu atau anak dari korban Tuti Suhartini (55) dan kakak kandung korban Amalia Mustika Ratu (23) menguatkan.
Bahkan, Yoris mengungkap inisial U adalah pemilik nama Uci yang disebut Yoris sering berada di Polsek Jalancagak.
Yoris sendiri sebelumnya mengira Uci adalah anggota polisi. Namun, sekarang dia baru tahu bahwa statusnya adalah sebagai Banpol.
Banpol Uci ini sebelumnya dipotret oleh Danu menggunakan ponselnya ketika menerobos garis polisi di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan di Subang.
Gara-gara Danu mengungkap Banpol itu, polisi pun menelusuri orang-orang yang menerobos garis polisi.
Yoris mengungkapkan, sebenarnya bukan Danu selaku orang pertama yang menerobos garis polisi, melainkan ayahnya, Yosep Hidayah.
Namun, pernyataan Yoris pun dibantah oleh sang ayah ( Yosep Hidayah) melalui kuasa hukumnya, Rohman Hidayat.
Tak hanya Yosep, adik kandungnya, Mulyana juga ikut terseret dalam pusaran penerobosan garis polisi.
Para saksi yang masih memiliki hubungan keluarga itu pun saling menuduh.
Yoris sempat membongkar siapa nama oknum Banpol yang menyuruh Danu masuk dan membersihkan TKP yang terdapat jasad ibu dan adiknya itu.
Hal itu diungkap sebab Yoris mengaku sering melihat sosok Banpol itu berada di Polsek Subang.
"Anda bisa mengatakan ini Banpol dari mana?" tanya presenter TV One dilansir TribunnewsBogor.com pada Selasa (9/11/2021).
"Saya suka melihat dia di Polsek juga. Saya kira ini polisi. Tapi sekarang-sekarang (baru tahu) ini Banpol," ujar Yoris.
"Anda tahu siapa namanya ?" tanya presenter lagi. "Kalau sekarang tahu, (nama oknum Banpol) Uci, katanya Banpol," ungkap Yoris.
Jika Yoris mengaku sering melihat dan tahu sosok Banpol tersebut, pengakuan mengejutkan justru didapat dari warga dan petugas di Polsek Jalan Cagak. Hal itu diketahui berdasarkan hasil penelusuran tim TribunJabar.id.
Dilansir dari Tribun Jabar, wartawan Tribun Jabar pada Senin (8/11/2021) melakukan penelusuran terhadap keberadaan oknum Banpol yang disebut-sebut Danu dan Yoris.
Namun saat dilakukan penelusuran, keberadaan sang oknum Banpol itu tidak didapat.
Sejumlah warga yang berada di sekitar Polsek Jalan Cagak, baik itu pedagang maupun warga yang berada di mushala Polsek mengaku tidak kenal siapa Banpol berinisial U itu.
"Tidak kenal (Banpol U)," kata pedagang di dekat Polsek Jalan Cagak, yang sehari-hari berjualan di kawasan tersebut.
Lebih lanjut, wartawan Tribun Jabar juga sempat mampir ke mushala Polsek Jalan Cagak.
Di sana, Tribun berusaha untuk menanyai sejumlah orang dan petugas di mushala kantor polisi itu.
Namun semuanya mengaku tidak kenal dengan sosok Banpol tersebut.
Tapi berbeda dengan warga dan petugas di Polsek Jalan Cagak, Kepala Desa Indra Zainal mengurai hal lain.
Indra Zainal menyebut bahwa oknum Banpol itu sosoknya memang benar-benar ada.
Kendati demikian, Indra Zainal enggan berkomentar lebih banyak terkait hal tersebut.
Tribun pun sempat mendapati nomor telpon oknum Banpol itu. Tapi saat ditelepon, pemilik nomor tersebut tidak merespon panggilan meskipun ponselnya dalam keadaan aktif.
Penjelasan Polisi soal sosok Banpol yang disebut saksi
Kabid Humas Polda Jabar saat itu Kombes Pol Erdi A Chaniago menanggapi pengakuan Danu soal sosok Banpol.
Danu mengaku sempat masuk ke TKP pembunuhan Tuti dan Amalia. Tak cuma masuk, Danu juga berujar sempat membersihkan bak mandi di lokasi Tuti dan Amalia terbunuh. Hal tersebut dilakukan Danu karena disuruh oleh oknum Banpol bernama Uci.
Dilansir dari Tribun Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago membantah pernyataan Danu tersebut. Kombes Pol Erdi A Chaniago mengatakan, setiap informasi terkait penyelidikan kasus di Subang harus dapat dipertanggungjawabkan. Pihaknya menegaskan, lokasi kejadian merupakan ranah penyidik.
Kebijakan membuka atau menutup area pun, merupakan kewenangan dari penyidik. "Nggak ada. TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi, tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada. Kami tetap percaya pada proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Subang," ujar Kombes Pol Erdi A Chaniago.
Pihaknya menegaskan akan tetap berpedoman pada hasil penyidikan yang dilakukan oleh Polres Subang berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, saksi, olah TKP hingga hasil autopsi.
"Jadi, tidak usah mendengar hal lain dari Banpol atau yang lain, itu keterangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," ucap Kombes Pol Erdi A Chaniago.
Lebih lanjut, Kombes Pol Erdi A Chaniago pun menyinggung soal sosok yang panik atas perkembangan penyelidikan kasus Subang. Sosok tersebut seolah merujuk pada Danu lantaran memberikan pengakuan terbaru soal Banpol. "Informasi-informasi tersebut selayaknya harus dari informasi resmi dari penyidik, ini kan dari beberapa saksi yang mungkin sudah mengarah pada seseorang yang menimbulkan kepanikan sehingga yang bersangkutan bercerita tanpa bisa dibuktikan," kata Kombes Pol Erdi A Chaniago, Selasa (9/11/2021).
Sosok Suntana yang Tak Mampu Mengungkap Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia
Suntana saat itu menjabat Kapolda Jabar memastikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dapat segera terungkap. Menurut Suntana, pengungkapan suatu kasus bisa terjadi cukup cepat dan juga sangat lambat. Tergantung kondisinya. Pasalnya dalam kasus Subang, menurutnya, polisi masih memerlukan waktu untuk meneliti sejumlah petunjuk yang ada.
"Kami masih memerlukan waktu, tapi saya minta ke serse untuk cepat mengungkap," kata Suntana di Mapolda Jabar, Kota Bandung dikutip Tribunjabar.id Senin (15/11/2021).
Suntana mengatakan polisi harus berhati-hati dalam menetapkan seorang tersangka. Karena penetapan tersangka, menurutnya, harus didasari dengan aspek hukum yang jelas. "Ada kasus tertentu juga pembuktiannya harus hati-hati, karena ada konsekuensi dalam menetapkan tersangka itu, jadi harus hati-hati," katanya.
Suntana pun berjanji, untuk kasus Subang, menargetkan secepatnya terungkap di awal tahun 2022. "Untuk kejadian di Subang mohon doanya target saya awal tahun ini penyidik sedang mengumpulkan fakta-faktanya. Mohon kesabarannya, saya berkomitmen terhadap kasus ini," katanya, dikutip dari TribunJabar.id.
Menurut Suntana saat itu, kasus Subang perlu secepatnya diungkap karena menyangkut dengan integritas Polri.
Profil Suntana
Suntana saat ini berpangkat Komisari Jendeal (Komjen) Polisi, lahir di Jakarta, 2 Juni 1966.
Suntana sejak 24 Juni 2023 mengemban amanat sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintekam) Polri.
Suntana menggantikan Wahyu Widada yang dimutasi menjadi Kabareskrim Polri yang ditinggalkan Komjen Agus Andrianto yang saat ini jadi Wakapolri.
Sebelumnya, Suntana menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) setelah promosi dari Kapolda Jawa Barat (Jabar).
Suntana,lulusan Akpol 1988 berpengalaman dalam bidang Intel. Meski lahir di Jakarta, Suntana merupakan putra daerah Jawa Barat yang berasal dari Cinta, Karangtengah, Garut.
Tanda Pangkat:
Letnan Dua (1989)
Letnan Satu (1992)
Kapten (1996)
Komisaris Polisi (2001)
Ajun Komisaris Besar Polisi (2005)
Komisaris Besar Polisi (2010)
Brigadir Jenderal Polisi (2016)
Inspektur Jenderal Polisi (2017)
Komisaris Jenderal Polisi (2023)
Riwayat Jabatan:
Pamapta I Polres Manokwari (1990)
Kapolsek Kota Manokwari (1991)
Kasat Intel Polres Manokwari (1992)
Kapolsek Oksibil Polres Jayawijaya (1993)
Kapolsek Wamena Polres Jayawijaya (1994)
Kasat Lantas Polres Jayawijaya (1994)
Pama PTIK (1995)
Paur Subbag Ren Dit Ipp Polda Jateng (1997)
Kasubbag Ren Dit Ipp Polda Jateng (1998)
Kasubbag Alins Bag Minjarlat Opsjarkat PTIK (1999)
Kapolsek Metro Cilandak (2001)
Kasat Intel Polres Metro Jakbar (2002)
Kabag Ops Polres Metro Bekasi (2003)
Wakapolres Metro Bekasi (2003)
Kabid Propam Polda Banten (2004)
Kasubbag Bangspes Iptek Bag Lekdik Rodalpers Desumdaman Polri (2005)
Kapolresta Tasikmalaya (2007)
Kapolres Bogor (2008)
Wadirintelkam Polda Metro Jaya (2009)
Dirpamobvit Polda Metro Jaya (2010)
Kapolres Metro Jakarta Barat (2012)
Anjak Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013)
Kabagbinfung Rorenmin Baintelkam Polri (2014)
Dirintelkam Polda Metro Jaya (2015)
Kabidyanmas Baintelkam Polri (2016)
Dirkamneg Baintelkam Polri (2016)
Wakapolda Metro Jaya (2016)
Deputi VI Bidang Intelijen Siber BIN (2017)
Kapolda Lampung (2018)
Wakabaintelkam Polri (2018)
Kapolda Jawa Barat (2021)
Wakil Kepala BSSN (2023)
Kabaintelkam Polri (2023)
Saat keluarga Tuti Suhartini tagih janji Suntana:
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: MOTIF PEMBUNUHAN Ibu dan Anak di Subang hingga Tersangka Danu Rahasiakan Pelaku Utama Selama 2 Tahun
Baca juga: BONGKAR Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Danu dan Keluarganya Dijaga, Ajukan JC ke LPSK
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
pembunuhan ibu dan anak di subang
Gagal Ungkap Kasus
Mantan Kapolda Jabar
Promosi Bintang 3
Komjen Suntana
Subang
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/suntana-dan-kasus-pembunuhan-subang.jpg)