Caleg DPR RI
Tiga Mantan Wali Kota Medan Berebut Kursi DPR RI, Dua Orang Pernah Terjerat Korupsi
Tiga mantan Wali Kota Medan kini akan bertarung menduduki kursi DPR RI. Ketiganya adalah Abdillah, Rahudman dan Akhyar
Rahudman Harahap lahir di Gunungtua pada 21 Januari 1959.
Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Medan, Rahudman Harahap merupakan Pejabat Wali Kota Medan selama lima bulan sejak 22 Juli 2009.
Kala itu, Rahudman Harahap mengisi kekosongan jabatan akibat dinonaktifkan Abdillah dari tugasnya sebagai Wali Kota Medan.
Selain itu, Rahudman Harahap anak ketiga dari lima bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki pasangan Alm H Tongko Imom Harahap dan Almh Hj Tonggol Siregar.
Rahudman Harahap lulus dari SD Negeri Padangsidempuan pada tahun 1974 dan SMA Negeri Padangsidempuan pada 1977.
Rahudman Harahap kemudian mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil golongan II/a dengan pangkat Pengatur Muda pada tahun 1981.
Riwayat Jabatannya
Selain itu, pada 1985, Rahudman Harahap naik pangkat menjadi II/B dan melanjutkan pendidikan dalam jurusan Tata Praja di IIP Jakarta dan lulus tahun 1989.
Lalu pada 1990, Rahudman Harahap diangkat menjadi Sekretaris Kecamatan Siantar Barat dan beberapa tahun kemudian jadi camat.
Pada tahun 1997, Rahudman Harahap menjadi Kepala Dinas Pasar Pematangsiantar.
Dua tahun kemudian menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Tapanuli Selatan.
Tahun 2003, ia meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Islam Sumatra Utara.
Tahun 2008, Rahudman diangkat sebagai Asisten Pembinaan Hukum dan Sosial di Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumatra Utara.
Dan terakhir sebelum menjadi Penjabat Wali Kota, ia bertugas sebagai Asisten Administrasi Hukum dan Aset di Setda Sumatra Utara.
Sosok Akhyar Nasution
Akhyar Nasution merupakan anak Medan kelahiran 21 Juli 1966.
Ia lulusan SMA Negeri 3 Medan dan meraih gelar sarjana dari Fakultas Fisika Universitas Sumatra Utara. Kiprahnya di dunia politik terbilang cukup lama.
Karier politik Akhyar Nasution dimulai dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Akhyar Nasution telah menjadi Kader PDIP sejak tahun 1994. Akhyar Nasution merupakan lulusan Sekolah Guru Kader Utama PDIP angkatan IV pada tahun 2012 di Kulonprogo, Yogyakarta.
Tercatat Akhyar pernah terpilih sebagai anggota DPRD Kota Medan 1999-2004.
Pada Pilwako Medan 2015, ia ditunjuk sebagai calon Wakil Wali Kota Medan mendampingi Dzulmi Eldin.
Kemudian di tahun 2019, Akhyar naik kelas sebagai plt Wali Kota Medan, setelah Dzulmi Eldin ditangkap KPK.
Romansa Akhyar Nasution dengan PDIP akhirnya berakhir di Pilkada Medan 2020.
Akhyar yang sebelum berharap didukung PDIP sebagai Calon Wali Kota Medan harus gigit jari setelah partai berlambang banteng tersebut memilih menantu Jokowi, Bobby Nasution.
Keputusan PDIP mengundang kekecewaan Akhyar hingga mencoba merayu dukungan dari partai lain.
Hasilnya, Akhyar Nasution mengantongi dukungan dari Partai Demokrat dan PKS di Pilkada Medan.
Dukungan kedua partai tersebut dibayar mahal Akhyar Nasution dengan meninggalkan Partai PDIP dan berlabuh ke Partai Demokrat.
Sementara, kader PKS Salman Alfarisi didapuk mendampingi Akhyar Nasution sebagai Calon Wali Kota Medan.
Dipecat PDI Perjuangan
Akhyar Nasution merupakan salah satu kader senior di PDI Perjuangan yang bergabung di partai berlambang banteng tersebut sejak tahun 1994.
Selanjutnya, Akhyar Nasution mulai dipercaya sebagai pengurus PDI Perjuangan sejak tahun 1995.
Jelang Pilkada 2020, romansa Akhyar bersama PDI Perjuangan akhirnya berakhir tragis.
Akhyar Nasution dipecat PDI Perjuangan karena melawan putusan partai dengan nekat maju sebagai Calon Wali Kota Medan bersama Salman Alfarisi.
Jadi Plt Wali Kota Medan Usai Dzulmi Eldin Ditangkap KPK
Akhyar Nasution sebelumnya menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan mendampingi Dzulmi Eldin.
Dzulmi-Akhyar terpilih sebagai Wali Kota dan Wali Kota Medan di Pilkada Medan 2020 lalu.
Sejak tahun 2019, Akhyar Nasution resmi diangkat menjadi plt Wali Kota Medan di tahun 2019 setelah Dzulmi Eldin terjaring operasi tangkap tangan KPK.
Pascadilantik, Akhyar Nasution meminta kepada seluruh jajarannya di Pemko Medan untuk bekerja bersih.
Dia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa kepemimpinannya.
"Mulai saat ini mari kita memotivasi diri untuk bekerja dengan bersih dan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Apabila ada yang berani nakal dalam menjalankan tugas, tanggung sendiri risikonya nanti," kata Akhyar Nasution.
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tiga-mantan-Wali-Kota-Medan.jpg)