Breaking News

Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua

Eks Intelejen TNI Heran Kasus Penembakan Brigadir J Bergeser Jadi Pelecehan Seksual| Aksi 1000 Lilin

Sepuluh hari berlalu, misteri kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua belum terungkap.

Editor: Salomo Tarigan
twitter
Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto 

 TRIBUN-MEDAN.com - Sepuluh hari berlalu, misteri kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua belum terungkap.

Apa saja fakta di balik tewasnya Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo?

Yang jelas, hingga kini tim khusus yang dibentuk Kapolri masih melakukan penyelidikan di tengah sorotan akan banyaknya kejanggalan dalam kasus ini.

Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakkan Brigadir J.

Baca juga: Menguak Senjata Bharada E Janggal Tembak Mati Brigadir J, Pengamat: Kalau Tamtama Maksimal Revolver

Ucapan perpisahan Bidan Vera Simanjuntak untuk sang kekasih, Brigadir J.
Ucapan perpisahan Bidan Vera Simanjuntak untuk sang kekasih, Brigadir J. (Facebook Rohani Simanjuntak)

Soleman menilai kasus penembakkan ini terkesan melebar dari pembunuhan menjadi pelecehan seksual. Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip Minggu (17/7/2022).

Baca juga: Ayah Brigadir J ke Jakarta Bikin Laporan & Bertemu dengan Keluarga Besar Marga Hutabarat

“Ya jadi liar apa gara-gara ininya sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.

Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.

“Nah dari situ, lagi-lagu intelejen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.

Kolase foto Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo (kiri), Putri Candrawati (tengah), Brigadir J (kanan)
Kolase foto Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo (kiri), Putri Candrawati (tengah), Brigadir J (kanan) (HO)

Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menwaskan Yoshua. Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: FAKTA Temuan Baru Komnas HAM Terkait Luka di Tubuh Brigadir J, Akankah Autopsi Ulang?

“Kalau autopsi oleh penembakkan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual, kita bicara aja penembakkan. Kan, harus konsisten dong,” ucapnya.

“Jangan [..] ini logika waras publik ini sekarang teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini. Lalu tiba-tiba Kapolri juga masuk (membentuk tim). Lah sekarang bagaimana mau percaya masyarakat,” sambung dia.

Baju Yang Dipakai Brigadir J  Saat Kejadian Bisa Jadi Petunjuk Kuat, Begini Kata Pakar Hukum
Baju Yang Dipakai Brigadir J Saat Kejadian Bisa Jadi Petunjuk Kuat, Begini Kata Pakar Hukum (Tribun Medan)

Soleman pun lantas membandingkan dengan kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso yang merupakan sahabat Wayan Mirna Salihin sendiri.

Polisi memutuskan Jessica Wongso bersalah dan menjadi tersangka dalam kasus kopi Sianida tersebut.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved