Ngopi Sore
Menteri Jokowi di Kedai Kopi
Sebab kebiasaan di Indonesia, ganti bos, program akan ganti juga. Pengalaman pada periode pertama, tentu bisa dijadikan Jokowi sebagai tolok ukur.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Jontra Polta tertawa. "Iya, gara-gara Sri Mulyani kuda mati," sambungnya.
"Kenapa Sri Mulyani?" Sangkot yang baru tiba di kedai langsung mencecar tanya. "Balik ke Amerika lagi dia? Enggak dipilih Jokowi lagi?"
"Mana pulak kami tahu, Kot. Itu terserah Jokowi," ujar Sudung.
"Jadi kenapa tadi sebut-sebut dia?"
"Tadi Bang Jek bahas soal menteri baru. Soal reshuffle. Sri Mulyani kemarin, kan, enggak dipilih dari awal. Dia masuk belakangan setelah kabinet awal di-reshuffle."
"Memang cocok, lah, dia masuk."
"Kalau dia masuk lagi bagaimana, Kot?" tanya Lek Tuman yang makin berada di atas angin. Dia baru memakan bidak. Sisi kanan pertahanan Zainuddin kini terbuka. Zainuddin menopangkan kedua tangannya ke dagu. Keningnya berkerut berlipat. Persis Magnus Carlsen sedang bingung.
"Cocok kali. Tapi teringatnya, Bang Jek, tadi masalahnya apa? Apa menurut Bang Jek dia enggak pantas jadi menteri lagi?"
Jek Buntal menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin tak gatal. "Kau pun sama aja, Kot. Masalahnya bukan pada nama-nama. Bukan semata pada figurnya. Mau Sri Mulyani dibilang pantas jadi menteri lagi, boleh-boleh saja. Sah-sah saja. Tapi persoalannya bukan itu. Persoalannya adalah bagaimana agar di periode kedua ini kabinet tidak bolak-balik dikocok ulang."
Menurut Jek Buntal, reshuffle yang terlalu sering menghambat laju program kerja. Sebab kebiasaan di Indonesia, ganti bos program akan ganti juga. Pengalaman pada periode pertama, imbuh Jek, tentu bisa dijadikan Jokowi sebagai tolok ukur. Dia tidak lagi mulai dari nol. Pekerjaan-pekerjaan sudah berjalan. Ada yang buruk dan perlu dihentikan dan dikerjakan lagi dengan perencanaan dan eksekusi lebih matang. Ada yang sudah bagus dan mesti diteruskan.
"Setelah lima tahun jadi presiden tentu Pak Jokowi sudah tahu siapa yang pantas dan siapa yang pantas untuk jadi menteri sampai lima tahun ke depan. Orang yang sudah benar-benar pas. Bukan orang yang dicoba-coba."
"Jadi menurut Bang Jek, Sri Mulyani pantas enggak jadi menteri lagi?" tanya Sangkot.
"Ah, Sri Mulyani lagi. Pantas tak pantas itu relatif, brader. Pak Jokowi pasti punya pertimbangan sendiri. Seperti aku bilang tadi. Setelah lima tahun jadi presiden, beliau pasti sudah bisa melihat mana yang pantas dan mana yang tidak pantas masuk kabinet."
"Aku, kan, tanya menurut Abang. Kalau menurut Jokowi tak pala kali kita urusin."
"Kalau aku, sih, yes. Enggak tahu Mas Anang."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/menteri-2.jpg)