TRIBUN WIKI

Sejarah Masjid Syekh Zainal Abidin, Masjid Terua di Kota Padangsidimpuan

Masjid Syekh Zainal Abidin di Kota Padangsidimpuan adalah masjid tertua di kota tersebut yang dibangun pada tahun 1880.

Editor: Array A Argus
Google Maps / Ag Salim
MASJID TERTUA- Masjid Syekh Zainal Abidin adalah masjid tertua yang ada di Kota Padangsidimpuan. 

Masjid Syekh Zainal Abidin yang ada di Jalan Syekh Zainal Abidin, Desa Pudun Julu, Kecamatan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara memiliki arsitektur yang unik.

Bangunannya bercirikan arsitektur bergaya Arab-Jawa, dengan pilarnya yang besar dan kokoh serta memiliki kapasitas sekitar 100 jemaah. 

Selain memiliki arsitektur yang unik, masjid ini memiliki kreasi ukiran kaligrafi dan ornamen-ornamen dinding, bingkai, langit-langit, lantai, dan sebagainya dengan motif hias islam. 

Baca juga: Masjid Kedatukan Sunggal Serbanyaman, Saksi Sejarah Perlawanan Belanda

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini pada masa lalu juga menjadi pusat pendidikan, tempat pengobatan tradisional, dan ruang interaksi sosial serta basis politik pada masa kolonial.

Masjid Syekh Zainal Abidin ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah kota.

Meski kondisi bangunan sudah terlihat tua dan beberapa bagian memudar, masjid ini masih berdiri kokoh dan menjadi simbol penting sejarah perkembangan Islam dan budaya masyarakat Padangsidimpuan hingga saat ini.

Sosok Syekh Zainal Abidin

Syekh Zainal Abidin Harahap lahir di Desa Pudun, Kota Padangsidimpuan pada tahun 1811 M/132 H.

Nama lengkapnya adalah Syaikh Zainal Abidin bin Sutan Maujalo bin Baginda Abidin.

Baca juga: Sejarah Bangunan Balai Kota Lama Medan yang Kini Jadi Hotel Grand City Hall Medan

Sutan Maujalo Harahap merupakan putra dari Baginda Maulidin Harahap, yang merupakan Raja Pudun Julu Batunadua Lombang Diperdaulat Huria Batunadua.

Syaikh Zainal Abidin menempuh pendidikan agama di berbagai tempat yaitu Barus, Banten dan Mekkah.

Sekitar tahun 1848, ia berangkat ke Mekkah ketika usia 19 tahun.

Di Mekkah, ia pernah mengikuti suluk dan berguru pada Syekh Sulaiman Zuhdi sekitar tahun (1850-1865) selama 15 tahun.

Selama di Mekkah, ia sudah mampu menguasai ilmu fikih, tasawuf dan ilmu Alquran.

Baca juga: 10 Masjid Tertua di Indonesia yang Menjadi Sejarah Perjalanan Islam di Nusantara

Sejak tahun 1868, ia bermukim di Banten dan memperistri seorang putri Banten bernama Habibah, yang merupakan anak gurunya.

Setelah menikah, Syekh Zainal Abidin Harahap tinggal di Banten selama enam tahun.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved