Breaking News

TRIBUN WIKI

Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah, Sultan Termuda

Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah adalah Sultan Deli ke-14.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Instagram @arialamantjiji
DULTAN DELI- Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah adalah SUltan Deli ke 14. Ia menjadi Sultan Deli termuda sepanjang sejarah.(Instagram @arialamantjiji) 

Adapun pendidikan lainnya, Tuanku Aji pernah tercatat kuliah di Universitas Diponegoro Semarang.

Setelah dewasa, ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.

Foto-fotonya bersama sejumlah tokoh dan petinggi militer juga diunggah di akun Instagram.

Dalam rangka Hari Keputeraan Seripeduka Sultan Deli XIV, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM Bin Haji Djafar Ali di anugerahi Gelar Datuk Adiwangsa Penata Raja.
Dalam rangka Hari Keputeraan Seripeduka Sultan Deli XIV, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM Bin Haji Djafar Ali di anugerahi Gelar Datuk Adiwangsa Penata Raja. (Tribun Medan/HO)

Kesultanan Deli

Kesultanan Deli adalah sebuah kerajaan Islam yang berdiri di wilayah Tanah Deli, sekarang meliputi Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang di Sumatera Utara.

Kesultanan ini didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, seorang laksamana dan utusan dari Kesultanan Aceh untuk mengawasi wilayah Aru yang saat itu merupakan daerah pesisir timur Sumatera.

Baca juga: 10 Masjid Tertua di Indonesia yang Menjadi Sejarah Perjalanan Islam di Nusantara

Gocah Pahlawan diangkat menjadi raja pertama Kesultanan Deli setelah mendapat pengakuan dari beberapa raja Batak Karo yang sudah masuk Islam, menandai berdirinya Kesultanan Deli sebagai kerajaan bawahan Aceh.

Pada tahun 1669, di bawah pemerintahan putra Gocah Pahlawan, yaitu Tuanku Panglima Perunggit, Kesultanan Deli memisahkan diri dan menjadi kerajaan yang merdeka dari Aceh.

Ibukotanya saat itu berada di Labuhan, sekitar 20 km dari Medan sekarang.

Kesultanan Deli mengalami masa kejayaan terutama ketika penguasaan atas wilayah ini diserahkan oleh Kesultanan Siak kepada Belanda pada tahun 1858, dan pada tahun 1861 Kesultanan Deli diakui merdeka dari Siak dan Aceh.

Baca juga: Sejarah Hari Pramuka yang Diperingati Tiap Tanggal 14 Agustus

Pada masa ini Kesultanan Deli berkembang pesat dengan usaha perkebunan, khususnya tembakau, yang berhasil mendatangkan kekayaan untuk kesultanan.

Kesultanan Deli juga mengalami perpecahan pada tahun 1720 yang menyebabkan berdirinya Kesultanan Serdang oleh anggota keluarga yang terpinggirkan dari Kesultanan Deli.

Kesultanan ini kemudian sempat direbut oleh Kesultanan Siak dan Aceh pada masa-masa pergolakan kekuasaan.

Meskipun tidak lagi memiliki kekuasaan politik setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Deli masih ada sampai sekarang sebagai simbol budaya Melayu dan tradisi di Medan.

Salah satu peninggalan penting Kesultanan Deli adalah Istana Maimun yang didirikan pada 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, yang menjadi ikon kota Medan hingga kini.

Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, yang ditemui Tribun Medan, di Istana Maimun, Kota Medan, Sabtu (6/10/2018).(Satia)
Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, yang ditemui Tribun Medan, di Istana Maimun, Kota Medan, Sabtu (6/10/2018).(Satia) ()

Raja-raja Kesultanan Deli

  • Tuanku Panglima Gocah Pahlawan (1632–1669)
  • Tuanku Panglima Perunggit (1669–1698)
  • Tuanku Panglima Paderap (1698–1728)
  • Tuanku Panglima Pasutan (1728–1761)
  • Tuanku Panglima Gandar Wahid (1761–1805)
  • Sultan Amaluddin Mangendar (1805–1850)
  • Sultan Osman Perkasa Alam Shah (1850–1858)
  • Sultan Mahmud Al Rashid Perkasa Alamsyah (1858–1873)
  • Sultan Ma'mun Al Rashid Perkasa Alamyah (1873–1924)
  • Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah (1924–1945)
  • Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah (1945–1967)
  • Sultan Azmy Perkasa Alam Alhaj (1967–1998)
  • Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam (1998 – 2005)
  • Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam (2005-sekarang)

(ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved