TRIBUN WIKI
Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah, Sultan Termuda
Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah adalah Sultan Deli ke-14.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah adalah Sultan Deli ke-14.
Ia menjadi Sultan Deli termuda dalam sejarah Kesultanan Deli.
Sebelumnya rekor ini dipegang oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam Shah yang diangkat saat usia 8 tahun.
Baca juga: Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sudah Berdiri Satu Abad yang Dilaporkan Ambruk
Meski muda, Tuanku Aji sudah mulai terlibat dalam berbagai pertemuan adat dan seremonial Kesultanan Deli serta menjadi figur penting dalam pelestarian budaya Melayu di Medan.
Karena saat pengangkatannya ia masih di bawah umur, kepemimpinan Kesultanan Deli dipegang sementara oleh pamannya, Tengku Hamdy Osman Deli Khan Alhaj (Tengku Raja Muda Deli).
Sejarah Pengangkatan Tuanku Aji
Kesultanan Deli sebelumnya dipimpin oleh Sultan Otteman III Mahmud Ma’amun Padrap Perkasa Alam Shah, ayah dari Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah.
Namun, pada 21 Juli 2005, Sultan Otteman III Mahmud Ma'amun Padrap Perkasa Alam Shah (Sultan Deli XIII) meninggal dunia.
Baca juga: Sejarah G30S PKI, Kisah Kelam yang Menewaskan Sejumlah Jenderal TNI
Sultan Otteman meninggal dalam kecelakaan pesawat CN-235 di Bandar Udara Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh.
Hari itu, pesawat yang ditumpangi Sultan bersama dua perwira TNI lainnya tergelincir saat lepas landas.
Penyebab pasti kecelakaan diduga adalah kerusakan mesin pesawat, meskipun beberapa saksi menyebutkan pesawat terlihat oleng sebelum tergelincir.
Karena tahta Kesultanan Deli dalam keadaan kosong, putranya, Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah naik tahta persis setelah kepergian ayahandanya.
Baca juga: Legenda Meriam Puntung: Warisan Sejarah Putri Hijau yang Tersisa di Sumatera Utara
Prosedur adat Deli mengatur bahwa pengangkatan Sultan baru dilakukan sebelum pemakaman, dengan pepatah adat “raja mangkat, raja menanam”, artinya Raja yang mangkat (wafat) harus digantikan, dan tugas penguburan (penanaman jasad) dilakukan oleh Raja baru.
Profil Tuanku Aji
Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah, sering disingkat Tuanku Aji adalah Sultan Deli ke-14.
Ia lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 17 Agustus 1997.
Saat dinobatkan sebagai sultan, ia masih bersekolah di SD di Jawa Barat.
Baca juga: Sejarah Baru Pegadaian Championship Jadi Kompetisi Kelima yang Menggunakan VAR di Dunia
Adapun pendidikan lainnya, Tuanku Aji pernah tercatat kuliah di Universitas Diponegoro Semarang.
Setelah dewasa, ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.
Foto-fotonya bersama sejumlah tokoh dan petinggi militer juga diunggah di akun Instagram.
Kesultanan Deli
Kesultanan Deli adalah sebuah kerajaan Islam yang berdiri di wilayah Tanah Deli, sekarang meliputi Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang di Sumatera Utara.
Kesultanan ini didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, seorang laksamana dan utusan dari Kesultanan Aceh untuk mengawasi wilayah Aru yang saat itu merupakan daerah pesisir timur Sumatera.
Baca juga: 10 Masjid Tertua di Indonesia yang Menjadi Sejarah Perjalanan Islam di Nusantara
Gocah Pahlawan diangkat menjadi raja pertama Kesultanan Deli setelah mendapat pengakuan dari beberapa raja Batak Karo yang sudah masuk Islam, menandai berdirinya Kesultanan Deli sebagai kerajaan bawahan Aceh.
Pada tahun 1669, di bawah pemerintahan putra Gocah Pahlawan, yaitu Tuanku Panglima Perunggit, Kesultanan Deli memisahkan diri dan menjadi kerajaan yang merdeka dari Aceh.
Ibukotanya saat itu berada di Labuhan, sekitar 20 km dari Medan sekarang.
Kesultanan Deli mengalami masa kejayaan terutama ketika penguasaan atas wilayah ini diserahkan oleh Kesultanan Siak kepada Belanda pada tahun 1858, dan pada tahun 1861 Kesultanan Deli diakui merdeka dari Siak dan Aceh.
Baca juga: Sejarah Hari Pramuka yang Diperingati Tiap Tanggal 14 Agustus
Pada masa ini Kesultanan Deli berkembang pesat dengan usaha perkebunan, khususnya tembakau, yang berhasil mendatangkan kekayaan untuk kesultanan.
Kesultanan Deli juga mengalami perpecahan pada tahun 1720 yang menyebabkan berdirinya Kesultanan Serdang oleh anggota keluarga yang terpinggirkan dari Kesultanan Deli.
Kesultanan ini kemudian sempat direbut oleh Kesultanan Siak dan Aceh pada masa-masa pergolakan kekuasaan.
Meskipun tidak lagi memiliki kekuasaan politik setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Deli masih ada sampai sekarang sebagai simbol budaya Melayu dan tradisi di Medan.
Salah satu peninggalan penting Kesultanan Deli adalah Istana Maimun yang didirikan pada 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, yang menjadi ikon kota Medan hingga kini.
Raja-raja Kesultanan Deli
- Tuanku Panglima Gocah Pahlawan (1632–1669)
- Tuanku Panglima Perunggit (1669–1698)
- Tuanku Panglima Paderap (1698–1728)
- Tuanku Panglima Pasutan (1728–1761)
- Tuanku Panglima Gandar Wahid (1761–1805)
- Sultan Amaluddin Mangendar (1805–1850)
- Sultan Osman Perkasa Alam Shah (1850–1858)
- Sultan Mahmud Al Rashid Perkasa Alamsyah (1858–1873)
- Sultan Ma'mun Al Rashid Perkasa Alamyah (1873–1924)
- Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah (1924–1945)
- Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah (1945–1967)
- Sultan Azmy Perkasa Alam Alhaj (1967–1998)
- Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam (1998 – 2005)
- Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam (2005-sekarang)
(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sultan-Deli-Seripaduka-Baginda-Tuanku-Sultan-Mahmud-Aria-Lamantjiji-Perkasa-Alam-Shah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.