Sumut Terkini
ASDP Membawa Mawan Menggali Budaya Batak Sembari Bersepeda di Kawasan Danau Toba
Sejumlah perkampungan yang berada di pinggiran Danau Toba menjadi sasaran utama petualangannya.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
Termasuk juga kebersihan di sekitar pelabuhan.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyajikan suguhan produk kebudayaan di dalam kapal. Penampilan sanggar budaya masyarakat sekitar dapat dinikmati para pengunjung sembari menghabiskan waktu dalam penyeberangan.
"Potensinya pasti ada. Sekarang kita beranjak ke bidang pelayanan (service) untuk pariwisata. Ada usulan saya, misalnya pada hari tertentu dapat dilakukan pertunjukan atau event kebudayaan. Setiap kali melintas, para pengunjung yang ada di ferry juga disuguhkan hiburan kebudayaan," tutur Mario Sardadi.
"Kita punya peran langsung pengembangan pariwisata dan kebudayaan. Itulah terjadinya akulturasi," terangnya.
Baginya, pelabuhan di kawasan Danau Toba memiliki keunikan tersendiri. Bukan sebatas tempat pembelian tiket dan menyeberang, namun menjadi tempat berlangsungnya peradaban.
Setiap waktu berbenah. Kini, pengunjung juga dapat menikmati produk UMKM lokal yang sudah terpajang dengan menggunakan vending machine.
"Jangan sampai pelabuhan ini hanya tempat melintas. Kita tidak mau, pengunjung beli tiket, lalu menyeberang ke Samosir. Kita ingin ada event kebudayaan. Kita ciptakan event yang menjadikan pelabuhan ini menjadi suatu destinasi. Kedepan hal itu moga bisa tercapai, misalnya ada pameran, live music, dan UMKM," tuturnya.
Selain bertemu langsung antara pengunjung dan masyarakat sekitar, menurutnya, akulturasi berlangsung terjadi saat menikmati sajian masyarakat sekitar.
Secara langsung, karakter makanan akan memberi pengetahuan baru bagi pengunjung soa nilai kebudayaan masyarakat sekitar.
"Pertukaran budaya itu bisa terjadi saat ada interaksi dan juga makanan. Bagi masyarakat sekitar, pelabuhan itu juga bagian dari peradaban," sambungnya.
Dikatakannya, pihaknya senantiasa berbenah dan mengutamakan sajian UMKM lokal.
Meningkatkan berbagai sektor kehidupan masyarakat sekitar juga bagian dari visi ASDP.
"Selain unit bisnis, kita juga BUMN yang memiliki peran untuk 3T dan 5T. Peran yang unik di kawasan Danau Toba itu adalah unsur kebudayaan antara pengunjung dan masyarakat sekitar berhubungan secara langsung," terangnya.
Ia mengaku pelayanan ASDP memiliki keunikan dibanding dengan lokasi lainnya, misalnya Merauke, Asmat, Labuan Bajo, dan beberapa lokasi lainnya di Indonesia.
"Sejauh pengalaman, sebelumnya bertugas di Merauke. Itu semua melulu soal logistik. Kita mengirim barang melalui sungai. Lalu di daerah Asmat, itu benar-benar 3T. Yang dibutuhkan adalah pengiriman logistik. Kemudian, saya pindah ke Sulawesi. Itu soal logistik juga, menghubungkan Sulawesi Selatan - Tenggara," lanjutnya.
Karena akulturasi terjadi maka diharapkan pengembangan UMKM dan pariwisata di kawasan Danau Toba menjadi lebih baik dengan hadirnya ASDP.
Berbagai potensi yang ada di kawasan Danau Toba menjadi pemikat hati pengunjung datang dan tinggal berlama-lama di kawasan Danau Toba.
Kadis Pariwisata (Kadispar) Samosir Tetty Naibaho menyampaikan, peningkatan kunjungan wisatawan ke Samosir secara berangsur meningkat setelah hadirnya ASDP sejak tanggal 28 Desember 2019.
"Setelah kehadiran PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan mengoperasikan kapal ferrynya. Kunjungan wisatawan ke Samosir langsung mengalami peningkatan yang signifikan,” ujar Tetty Naibaho.
Ketersediaan moda transportasi danau yang mumpuni, menurutnya menunjang pengembangan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat sekitar.
Implementasi nilai kebudayaan sekitar disuguhkan bagi pengunjung dalam bentuk event. Salah satunya dengan menggaet ribuan pengunjung pada event Tao Toba Joujou.
"Tao Toba Joujou 2025 berhasil mendatangkan tiga ribu pengunjung. Event ini bentuk implementasi nilai-nilai kebudayaan masyarakat sekitar," terangnya.
Hasil analisisnya, pengunjung kebanyakan tertarik mendalami kebudayaan masyarakat sekitar.
Hal ini terlihat pada kunjungan di beberapa lokasi wisata yang menghadirkan nilai-nilai kebudayaan lebih banyak, misalnya Kampung Ulos Huta Raja dan kawasan Tuktuk serta beberapa destinasi wisata lainnya.
"Pengunjung biasanya bertahan lama dengan adanya event. Event bakal memperlihatkan berbagai aspek kehidupan seperti pertunjukan tradisional yang mempertahankan ciri khasnya Batak Toba cukup menarik minat wisawatan. Wisatawan tertarik dengan keunikan budaya Batak Toba,” terangnya.
Pegiat Budaya: Perkuat Pelestarian Kebudayaan
Seorang pegiat budaya di kawasan Danau Toba, Tansiswo Siagian melihat kehadiran ASDP memberi dampak positif bagi masyarakat di pinggiran Danau Toba.
Secara filosofis, pelabuhan bagi masyarakat pinggiran Danau Toba adalah sebagai pusat interaksi dengan budaya luar.
Di pelabuhan, berbagai pihak dan keperluan bertemu.
Kehadiran ASDP, katanya, telah memperlihatkan beragam inovasi dengan tetap memperhatikan hakikat pelabuhan bagi masyarakat sekitar.
Pelabuhan menjadi lokasi di mana orang batak berinteraksi dengan berbagai pihak.
Termasuk ornamen dan nama-nama kapal motor penyeberangan (KMP) yang menggunakan nama-nama ikan di kawasan Danau Toba; asaasa, ihan batak, dan porapora.
"Secara tidak langsung, pengunjung dari luar Danau Toba bakal bertanya apa arti nama itu. Sebelumnya, mereka telah melihat ornamen di area pelabuhan yang menggambarkan budaya masyarakat sekitar. Pertukaran informasi tentunya sudah berlangsung," katanya.
Dengan adanya sejumlah pelabuhan yang tersebar di kawasan Danau Toba, setiap pengunjung dapat berkeliling Danau Toba melalui jalur danau.
Pengunjung bakal mengenal budaya dan memperkaya diri dengan berbagai informasi terkait sejarah, budaya, lingkungan, pertanian dan berbagai isu yang berkembang di masyarakat dari zaman ke zaman.
"Selain transaksi atau jual-beli barang dagangan, pelabuhan juga tempat bertemu dengan banyak orang. Artinya, pelabuhan menjadi lokasi penting terjadinya pertukaran budaya dan berbagi informasi," terangnya.
Hingga saat ini, pelabuhan sebagai jantung perekonomian dan pertukaran budaya.
Masing-masing pengunjung yang berada di pelabuhan akan saling berbagi informasi dan mempelajari budaya orang lain.
"Sampai saat ini hal itu sama. Mungkin situasi yang berbeda, tapi substansi pertemuan pengunjung dan masyarakat sekitar ataupun orang asing tetap sama," terangnya.
Menurutnya, pegembangan pelabuhan dengan berbagai inovasi di kawasan Danau Toba menjadi langkah stategis memperkuat budaya sekitar dan menjalin hubungan baik dengan budaya luar.
"Karakter masyarat kita adalah terbuka dengan budaya asing. Pertukaran budaya tentunya memperkuat budaya sekitar dan terbuka terhadap budaya asing. Itulah keindahan yang terjadi di areal pelabuhan atau dermaga," terangnya.
Dengan kehadiran ASDP di kawasan Danau Toba, pengetahuan budaya masyarakat sekitar semakin dikenal pengunjung.
Dengan demikian, ia berharap ASDP semakin memperbanyak wadah pengembangan literasi budaya masyarakat sekitar yang ditempatkan di pelabuhan maupun di dalam KMP Ferry.
"Apalagi dengan hadirnya para wisman dan wisnus ke tempat kita ini. Keindahan budaya kita dapat dinikmati tamu dari mancanegara dan nusantara," pungkasnya.
(Cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
ASDP
Budaya Batak
Danau Toba
Transformation for Growth
Bangga Menyatukan Nusantara
Kontribusi ASDP untuk Rakyat
| UINSU Tambah Dua Guru Besar Baru, Jumlah Profesor Kini Tembus 71 Orang |
|
|---|
| Bripda G, Oknum Polisi Viral yang Gebuki Pengendara di Depan Mapolda Sumut Kini Dimasukkan ke RSJ |
|
|---|
| Bripda G Polisi Gebuki Pengendara di Depan Mapolda Sumut Alami Gangguan Kejiwaan Sejak 24 Tahun Lalu |
|
|---|
| Megawati Zebua Resmi Ditetapkan Tersangka kasus Cekcok dengan Pramugari, Ini Kata BKD DPRD Sumut |
|
|---|
| Terungkap, Polisi yang Gebuki Pengendara di Depan Polda Sumut Ternyata Alami Gangguan Kejiwaan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Mawan-bersama-tamunya-dari-Singapura-berswafoto-di-pinggiran.jpg)