Potret Guru Ngaji di Tengah Perubahan Zaman, Ajarkan Baca Al-Quran dan Adab

“Kalau bukan Ibu Deswita, mungkin anak-anak sudah sibuk main gawai sore-sore,” ujar Ratih salah satu warga dengan bangga. 

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
ISTIMEWA
GURU NGAJI- Deswita (tengah, berpakaian putih) membimbing anak-anak membaca Al-Qur’an di Masjid Al-Muawannah, Medan Sunggal. Setiap sore, ia dengan sabar mengajarkan iqra dan tajwid kepada puluhan anak dalam kegiatan Maghrib Mengaji, menjadikan masjid sebagai ruang tumbuhnya generasi cinta Al-Qur’an. 

“Itu pengalaman paling berharga dalam hidup saya,” katanya lirih.

Setiap selesai mengajar, ia mengusap kepala murid-muridnya sambil berdoa dalam hati agar ilmu yang mereka pelajari menjadi amal jariyah.

“Kalau nanti saya sudah nggak ada, semoga mereka tetap ingat Al-Qur’an dan mengamalkannya,” ucapnya pelan.

Dari ruang tamu kecil hingga ruang masjid yang kini penuh cahaya, perjalanan Deswita adalah potret keikhlasan yang jarang tersorot. 

Di tengah hiruk-pikuk Kota Medan, ia menjadi saksi bahwa profesi guru ngaji masih berdenyut hangat bukan sekadar mengajar huruf, tapi menanamkan nilai kehidupan.

“Selama saya masih bisa, saya akan terus mengajar. Karena bagi saya, mengajar itu panggilan hati,” tutupnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved