Potret Guru Ngaji di Tengah Perubahan Zaman, Ajarkan Baca Al-Quran dan Adab
“Kalau bukan Ibu Deswita, mungkin anak-anak sudah sibuk main gawai sore-sore,” ujar Ratih salah satu warga dengan bangga.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
“Itu pengalaman paling berharga dalam hidup saya,” katanya lirih.
Setiap selesai mengajar, ia mengusap kepala murid-muridnya sambil berdoa dalam hati agar ilmu yang mereka pelajari menjadi amal jariyah.
“Kalau nanti saya sudah nggak ada, semoga mereka tetap ingat Al-Qur’an dan mengamalkannya,” ucapnya pelan.
Dari ruang tamu kecil hingga ruang masjid yang kini penuh cahaya, perjalanan Deswita adalah potret keikhlasan yang jarang tersorot.
Di tengah hiruk-pikuk Kota Medan, ia menjadi saksi bahwa profesi guru ngaji masih berdenyut hangat bukan sekadar mengajar huruf, tapi menanamkan nilai kehidupan.
“Selama saya masih bisa, saya akan terus mengajar. Karena bagi saya, mengajar itu panggilan hati,” tutupnya.
| Antara Panggilan Hati dan Pengabdian, Potret Guru Ngaji di Tengah Perubahan Zaman |
|
|---|
| Bank Sumut Gandeng Forum Zakat Sumut, Tingkatkan Akses Perumahan bagi Amil, Dai dan Guru Mengaji |
|
|---|
| SOSOK Ustad Zuhdi Guru Madin yang Dituntut Rp 25 Juta Gegara Pukul Murid Nakal, Terpaksa Jual Motor |
|
|---|
| NASIB Pilu Guru Ngaji Paruh Baya di Demak, Didenda Rp 25 Juta Usai Tampar Murid, Motor Dijual |
|
|---|
| PILU Telinga Guru Ngaji di Payakumbuh Digunting Suami, Kepala Dipukul Pakai Palu Hingga Kritis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/GURU-NGAJI-Ibu-Deswita-tengah-berpakaian-putih-membimbing.jpg)