Berita Viral
PILU Ayah Septian, Putranya Tewas Tenggalam Saat KKN di Maluku, tak Tahu Anaknya Naik Perahu
Dwi Harjanto menceritakan mendapat kabar duka itu pertama kali ia terima dari teman sang anak yang merupakan alumni SMAN 1 Sumbawa.
Septian Eka Rahmadi berasal dari Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kepergiannya menjadi kehilangan besar, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat yang mengenalnya.
Kronologi kejadian
Dalam kejadian tersebut dua mahasiswa yang tewas yakni Bagus Adi Prayogo dan Septian Eka Rahadi.
Getruda, salah satu warga yang juga merupakan orang tua asuh salah satu mahasiswa UGM di Ohoi Debut menjelaskan kronologis kejadian tersebut berawal dari rombongan mahasiswa UGM hendak mengambil pasir untuk keperluan KKN.
Rombongan berangkat mengambil material pasir di Pulau Wahr sejak pagi sekira pukul 10:00 WIT.
Baca juga: Sempat Dipulangkan, Akhirnya Eks Sekwan OKU Jadi Tersangka, Digerebek Istri Mesum di Kamar Kos
"Penumpang terdiri dari 12 orang dengan rincian, 7 mahasiswa Universitas Gajah Mada sedangkan 5 orang merupakan warga Ohoi Debut," ungkapnya.
Mereka berangkat dari pagi, di tengah perjalanan pulang sekira pukul 14:00 WIT dihantam cuaca ekstrem ombak dan gelombang tinggi.
Pada saat itu, rombongan berusaha menyelamatkan diri dengan membuang sejumlah karung pasir ke laut, namun takdir berkata lain.
"Untuk meringankan beban speed boat beberapa karung pasir sudah dibuang ke laut, namun kecelakaan tak dapat terhindarkan, saat ini, korban mahasiswa UGM dirujuk ke RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, sementara satu korban lainnya ditangani di RS Hati Kudus Langgur," tandasnya.
Penjelasan Basarnas
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Basarnas Ambon Muhamad Arafah mengungkapkan, rombongan mahasiswa KKN UGM tersebut pergi dengan longboat menuju Pulau Wearhu untuk mengangkut pasir untuk pembangunan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Desa Debut.
“Mereka pergi ke Pulau Wearhu mengambil pasir untuk membangun tempat sampah di lokasi KKN,” kata Arafah kepada Kompas.com via telepon, Rabu (2/7/2025).
Menurut Arafah, longboat yang ditumpangi rombongan mahasiswa tersebut sempat dua kali bolak balik dengan muatan pasir sebelum akhirnya tenggelam dihantam gelombang.
“Iya, bolak balik dua kali angkut pasir,” ujarnya.
Dia menambahkan, saat longboat tersebut tenggelam, para penumpang yang berjumlah 12 orang, terdiri dari tujuh mahasiswa UGM dan lima warga Desa Debut, langsung berusaha menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju bibir pantai.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/UNGGAHAN-Terakhir-Eka-Rahmadi-Mahasiswa-UGM-Tenggelam-di-Pulau-Wahr-Pengabdian-ke-Timur-Indonesia.jpg)