TRIBUN WIKI
Apa Itu Kemarau Basah, Penyebab dan Dampaknya Bagi Pertanian
Kemarau basah adalah fenomena ketika musim kemarau yang biasanya identik dengan cuaca kering dan minim hujan, justru masih mengalami hujan.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melihat adanya kemunculan fenomena kemarau basah di beberapa wilayah Indonesia.
Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2025 mendatang.
Berangkat dari pengamatan BMKG tersebut, setelah melewati siklus kemarau basah itu, wilayah Indonesia akan memasuki masa pancaroba antara September hingga November 2025.
Baca juga: Mengenal Kampung Adat Ratenggaro dengan Wisata Budaya, Sejarah dan Alam, Kini Viral Karena Pungli
Dikutip dari Kompas.com, setelah musim pancaroba, Indonesia akan memasuki musim hujan di Desember 2025 hingga Februari 2026.
Lalu, apa sih sebenarnya kemarau basah ini?
Penjelasan Kemarau Basah dan Penyebabnya
Kemarau basah adalah fenomena ketika musim kemarau yang biasanya identik dengan cuaca kering dan minim hujan, justru masih mengalami hujan secara berkala dengan intensitas yang relatif tinggi meskipun frekuensi hujannya menurun dibanding musim hujan.
Jadi, kemarau basah bukanlah musim hujan yang datang terlambat, melainkan musim kemarau yang tetap diwarnai oleh hujan dan kelembapan udara yang cukup tinggi.
Baca juga: Mengenal Rekening Dormant yang Diblokir oleh PPATK, Begini Cara Mengembalikannya
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor atmosfer dan perubahan iklim yang memengaruhi pola cuaca di Indonesia.
“Kemarau basah adalah fenomena tidak biasa yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan pola cuaca yang tidak stabil,” kata Guswanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (14/5/2025).
Suhu muka laut di perairan Indonesia yang menghangat menyebabkan peningkatan penguapan dan pembentukan awan hujan di wilayah tersebut.
Hal ini meningkatkan peluang terjadinya hujan meskipun sudah memasuki musim kemarau.
Baca juga: Mengenal Bakteri Salmonella Typhosa dan E.Coli yang Diduga Menjadi Penyebab Keracunan MBG Bogor
Kemudian, faktor lain yang menyebabkan kemarau basah ini karena massa udara yang biasanya membawa udara kering dari Australia ke Indonesia melemah, sehingga uap air tidak terdorong ke utara/daratan Asia dan justru tertahan di atas Indonesia, menyebabkan curah hujan tetap tinggi.
Lalu, fenomena atmosferik seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator juga bisa menjadi penyebab kemarau basah ini.
Gelombang atmosfer ini memicu terbentuknya awan hujan, meski seharusnya sudah musim kering, sehingga menyebabkan hujan deras di sore atau malam hari.
Baca juga: Mengenal Biksu Thudong yang Lakukan Perjalanan Ribuan Kilometer Menuju Borobudur Indonesia
Dampak yang Ditimbulkan
Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan akibat fenomena kemarau basah ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/BANJIR-DI-SARI-REJO-1.jpg)