Prarekonstruksi Siswa di Asahan

AWALNYA Polisi Bilang Pandu Terjatuh, Kini Kanit Reskrim Jadi Tersangka Aniaya Siswa hingga Tewas

Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, Ipda Ahmad Efendi ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang berujung tewasnya siswa SMA, Pandu Brata Siregar

Tribun Medan
PRAREKONSTRUKSI - Polres Asahan melakukan prarekonstruksi di beberapa tempat berbeda, dengan menghadirkan tiga orang tersangka yakni Dimas Adrianto alias Bagol, Yudi Siswoyo, dan oknum polisi Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, Ipda Ahmad Efendi, Senin (17/3/2025). Mereka tersangka atas kematian seorang siswa SMA Pandu Brata Siregar (18). 

"Oleh personel Polsek hendak memberhentikan, namun tidak mau berhenti. Selanjutnya, personel Polsek mengikuti dari belakang, dan setelah 50 meter si anak ini lompat dan jatuh terlungkup. Dia berdiri, mencoba melarikan diri tapi terjatuh lagi terlungkup," ungkapnya.

Disampaikan Iptu Anwar, polisi kemudian mendatangi dan melihat adanya luka di bagian pelipis wajah Pandu. Kemudian Pandu diboyong ke Polsek dan dibawa ke puskesmas untuk dilakukan perawatan.

"Di puskesmas dilakukan pemeriksaan juga di perut karena si anak mengaku ada sakit pada bagian perut. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda kekerasan, pihak puskesmas memberikan obat, dibawa kembali ke Polsek Simpang Empat," katanya.

Setelah beberapa saat diamankan, pihak keluarga datang menjemput Pandu di Polsek Simpang Empat.

"Keluarga yang menjemput itu Pak Maruli Manurung. Di situ yang bersangkutan diinterogasi dan mengaku tidak ada dilakukan pemukulan di Polsek Simpang Empat, hanya jatuh, pelipis terluka," katanya.

Sehingga, setelah dimintai keterangan, korban akhirnya dibawa pulang oleh keluarga. "Sempat ditawarkan pijat, tapi dia menolak dan meminta untuk istirahat di kos," ungkapnya.

Versi Keluarga

Keterangan berbeda disampaikan pihak keluarga. Seorang kerabat Pandu yang tak ingin disebutkan namanya, menuturkan bahwa korban sempat bercerita ditendang sebanyak dua kali oleh oknum polisi.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor bubarkan balap itu. Mereka (Pandu dan temannya) kemudian kabur satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Selanjutnya terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh Pandu.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban (Pandu) yang lompat, terjatuh. Dan, pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.

Setelah diamankan, korban dibawa ke Polsek Simpang Empat. "Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.

Katanya, terdapat beberapa luka lain di bagian kepala dan wajah korban. "Korban ini anak yatim piatu," imbuhnya.

Terkait pernyataan kepolisian bahwa Pandu positif narkoba, keluarga korban menegaskan bahwa hal tersebut fitnah yang kejam.

Ia menegaskan, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat dan tidak pernah menyentuh hal-hal yang aneh.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved