Prarekonstruksi Siswa di Asahan

Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat Jadi Tersangka Penganiayaan Siswa, Dirkrimum Polda Sumut Bungkam

Prarekontruksi dilakukan di oleh Polda Sumut bersama Polres Asahan untuk mengungkap kronologi awal dugaan penganiayaan.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
SISWA TEWAS: Adegan prarekonstruksi versi tersangka Dimas alias Bagol memperlihatkan tersangka Ahmad Efendi menendang korban dengan menggunakan lututnya setelah berhasil diamankan oleh Dimas alias Bagol di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Senin (17/3/2025). (Alif Alqadri Harahap/Tribun Medan) 

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Prarekontruksi dilakukan di oleh Polda Sumut bersama Polres Asahan untuk mengungkap kronologi awal dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Tiga tersangka dihadirkan dalam prarekontruksi tersebut, diantaranya IPDA Ahmad Efendi, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, dan dua orang sipil, Dimas alias Bagol, dan Yudi Siswoyo.

Dalam rekonstruksi tersebut, memperlihatkan ada perbedaan pendapat antara ketiga tersangka yang membuat proses rekonstruksi terpaksa dilakukan berulang dengan versi yang berbeda.

11 adegan dengan beberapa sub adegan diperagakan ketiga tersangka bersama pemeran pengganti yang menjadi korban, serta empat orang saksi lainnya.

Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Sumaryono masih bungkam terkait prarekontruksi yang dilakukan Senin (17/3/2025).

Dirkrimum Polda Sumut itu masih belum bersedia memberikan klarifikasi terhadap perkara ini dan mengaku menunggu akan dilakukan relis.

"Besok ya. Besok ya. Besok ya," jawab Dirkrimum Polda Sumut menjawab beberapa pertanyaan wartawan.

Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.

Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.

Katanya, terdapat beberapa luka lain dibagian kepala dan wajah korban. Kini, keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.

"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.

(cr2/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved