PT Sritex Tutup, 12 Ribu Karyawan PHK, Istana: Lapangan Kerja Baru Tetap Bertambah

TRIBUN-MEDAN.COM – Istana memberikan tanggapan atas banyaknya buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri.

Seperti yang terbaru, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, perusahaan tekstil ternama di Sukoharjo, Jawa Tengah, resmi berhenti beroperasi sejak Sabtu (1/3/2025).

Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia dengan jaringan ekspor ke berbagai negara. PT Sritex yang telah berdiri selama 58 tahun.

Dengan penutupan PT Sritex karena dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang itu, sekitar 12 ribuan karyawan kini harus mencari pekerjaan baru untuk bertahan hidup.

Pemerintah Klaim Lapangan Kerja Baru Tetap Bertambah

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menilai kondisi ini harus dilihat secara menyeluruh, termasuk dengan penciptaan lapangan kerja baru.

"Kalau melihatnya itu (secara) resultante. Ada penciptaan lapangan kerja baru, mungkin ada yang nutup. Tapi lihat penciptaan lapangan kerja baru," ujar Hasan di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

"Coba cek saja, kalau diadu lebih banyak penciptaan lapangan kerja baru atau yang di PHK," lanjutnya. 

Hasan menyinggung kenaikan purchasing manager’s index (PMI) Indonesia dari 51 ke 53 pada Februari 2025. 

"Kalau PMI naik, berarti penciptaan lapangan kerja baru kita cukup baik," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah sudah memiliki program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) untuk mengantisipasi dampak PHK.

Terkait PHK di PT Sritex Group, Hasan menyebut pemerintah sudah menyiapkan skema penanganan.

"Yang Sritex sudah diumumkan ada skema-skema untuk menyelamatkan mereka," kata Hasan.

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melaporkan PHK di sejumlah perusahaan manufaktur sejak awal 2025.

-Sanken Indonesia: Hampir 1.000 pekerja terdampak akibat penutupan pabrik.