Lima Tujuan Akhir PESADA Bertumpu pada Upaya Penguatan Ekonomi Politik Perempuan Akar Rumput
Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) terus berkomitmen untuk mewujudkan kekuatan ekonomi politik perempuan akar rumput di Sumatra Utara.
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) sebagai sebuah organisasi non pemerintah (ornop) lokal di Sumatra Utara terus berkomitmen untuk mewujudkan kekuatan ekonomi politik perempuan akar rumput yang setara dan adil gender, inklusif, berkelanjutan dan berpengaruh mulai dari tingkat lokal sampai global.
Komitmen ini diwujudkan melalui hasil review End of Program Outcome (EOPO)/tujuan akhir program sepanjang tahun 2024 yang telah menjangkau kelompok perempuan (muda, dewasa dan lansia), laki-laki, hingga pemangku kepentingan di Sumatera Utara.
Direktur PESADA, Dinta Solin dalam laporannya kepada publik di tanggal 16 Januari 2025 menyampaikan, terdapat lima tujuan akhir program (EOPO) yang telah dicapai PESADA sepanjang tahun 2024.
EOPO pertama adalah perempuan feminis (perempuan feminis adalah: perempuan yang sadar akan adanya ketimpangan gender yang dialami perempuan dan yang bergerak untuk mengurangi bahkan menghapuskan ketimpangan tersebut), diakui kapasitas dan kepemimpinannya dalam gerakan perlawanan terhadap fundamentalisme, primordialisme dan oligarkhi di lembaga pemerintahan. Selain itu, tokoh adat dan agama mengakui kesetaraan perempuan dan laki-laki dan hak asasi perempuan.
Dalam hal ini capaian yang telah dilakukan PESADA diantaranya enam Calon Kepala Daerah melakukan kontrak politik bersama SPUK, terdapat 165 tokoh adat perempuan, 78 tokoh agama perempuan dan 59 tokoh agama laki-laki yang terlibat dalam diskusi kritis regular; tokoh agama perempuan dan laki-laki mulai memasukkan nilai kesetaraan gender di keluarga melalui ceramah, perwiridan dan nasihat perkawinan, serta terdapat 211 perempuan kader PESADA yang terdaftar mejadi pemantau independen PEMILU 2024 dan 188 pemantau PILKADA.
Selain itu, kata Dinta, 10 orang perwakilan kelompok perempuan PESADA yang merupakan perwakilan Credit Union Perempuan hadir dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) Perempuan di April 2024 di Bali. MUNAS tersebut merupakan kerja kolektif besar antara PESADA, Konsorsium PERMAMPU, dengan 8 LSM Nasional yang merupakan mitra Inklusi (Kemitraan Australia–Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif) dan menjadi pengakuan pentingnya kepemimpinan perempuan mulai dari perdesaan sampai ke Tingkat Nasional.
“Juga terdapat 35 perempuan birokrat yang tergabung dalam Forum Perempuan Birokrat (Femokrat) yang menjadi wadah bagi para birokrat perempuan dalam menyusun strategi dan mendapat peningkatan kapasitas agar semakin peka gender dalam menyusun program di pemerintahan demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender,” kata Dinta Solin kepada Tribun Medan.com, Selasa (10/2/2025).
EOPO kedua adalah perkawinan anak dan usia di bawah 19 tahun serta Kekerasan Terhadap Perempuan/KTP dianggap sebagai budaya yang tidak beradab, dan HKSR dijadikan mainstream/arus utama dalam pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam hal ini, capaian yang telah dilakukan PESADA adalah pendampingan terhadap 105 kasus KTP, ppendidikan kritis terhadap 300 orang (233 perempuan dan 67 laki-laki) memanfaatkan pendidikan/penguatan Sinceritas, OSS&L/Pusat Layanan Informasi & Pembelajaran HKSR perempuan terlaksana di 7 Puskesmas di mana 1.157 perempuan telah mengakses layanan kesehatan.
Kemudian, terbentuk Forum Perempuan Muda (FPM) i lima kabupaten yaitu di Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan dan Langkat, 1.119 orang (815 perempuan dan 304 laki-laki) terlibat dalam diskusi kritis reguler di tingkat desa dan kabupaten, dan 28 Keluarga Pembaharu sudah membangun komunikasi dan kerjasama yang baik, dan saling peduli dalam keluarga.
“PESADA juga terlibat dalam pembentukan Tim Penggagas Desa Ramah Perempuan Peduli Anak (DRPPA) Desa Jati Sari Kabupaten Langkat dan terbentuknya Tim Penyusunan STRADA PPA Kabupaten Nias, kerjasama Bappeda dan dinas terkait,” ujarnya.
Baca juga: Sambut 16 Hari Aktivisme, FKPAR Pesada Serukan Penguatan Posisi Politik Perempuan
Selanjutnya EOPO ketiga adalah perempuan akar rumput, petani, PUK-M dan perempuan adat berdaulat terhadap sumber dayanya dan menjadi motor Gerakan dalam memperjuangkan sistem ekonomi kerakyatan yang setara-adil gender, inklusif (GEDSI) dan berkelanjutan.
Dalam hal ini, capaian yang dilakukan adalah seluruh Dewan Pengurus, Dewan Pengawas dan Eksekutif CU KESADANTA yang telah memiliki masa kerja dua tahun ke atas telah memperoleh sertifikat kompeten dalam mengelola koperasi dan telah mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan sebagai Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Koperasi. Selain itu juga mendapat kesempatan mengikuti diskusi dari OJK tentang Self Declare Konfirmasi, diverifikasi sebagai koperasi dengan prinsip Close Loop oleh OJK.
Manajer CU PESADA, Elpina Sipayung menjelaskan, khusus untuk Credit Union (CU) PESADA, hingga Desember 2024, capaian yang dilakukan adalah sudah memiliki unit CU sebanyak 280 unit, 16.026 anggota, saham sebesar Rp 39.255.536.932, pinjaman beredar sebesar 44.251.250.852, Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 6.834.589.101.
“Secara umum, terjadi peningkatan capaian tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Misalnya, jumlah anggota meningkat 3,71 persen dan jumlah unit meningkat 7,28 persen,” kata Elpina Sipayung.
| KESADANTA Gelar RAT dan Pengembangan Kapasitas, Gali Komitmen Menjadi Organisasi yang Inklusi |
|
|---|
| Rayakan Hari Perempuan Sedunia, PERMAMPU Yakini Pentingnya Amplifikasi Suara Perempuan Akar Rumput |
|
|---|
| Rayakan Hari Pergerakan Perempuan, Permampu Laksanakan Pendidikan Politik untuk Pemilu Inklusif |
|
|---|
| Rayakan 16 HAKTP, Perempuan Akar Rumput Sumatera Keluarkan Manifesto Politik |
|
|---|
| Sambut 16 Hari Aktivisme, FKPAR Pesada Serukan Penguatan Posisi Politik Perempuan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pesada-DUa.jpg)