KESADANTA Gelar RAT dan Pengembangan Kapasitas, Gali Komitmen Menjadi Organisasi yang Inklusi
Koperasi Simpan Pinjam Pesada Perempuan Tangguh (KESADANTA) melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-18 Tingkat Provinsi.
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, DAIRI - Koperasi Simpan Pinjam Pesada Perempuan Tangguh (KESADANTA) melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-18 Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun Buku 2024 di Gedung Pusdipra, Sidikalang, Kabupaten Dairi, Senin-Selasa (24-25/3/2025). Kegiatan ini mengambil tema Kesadanta Menuju Organisasi yang Inklusif untuk Penguatan Perempuan Akar Rumput
Ketua Dewan Pengurus KESADANTA, Melpa Tambunan mengatakan, RAT ini bertujuan agar anggota dan pengurus mengetahui perkembangan KESADANTA, anggota dan pengurus menerima pertanggungjawaban Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas KESADANTA tahun buku 2024, pembahasan serta pengesahan rencana kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi Tahun Buku berjalan.
Dikatakan Melpa, rangkaian RAT didahului dengan pengembangan kapasitas pada Senin (24/3) yang diikuti sekitar 100-an peserta. Peserta berasal dari perwakilan pengurus unit CU, perwakilan dewan pengurus (pengawas) PESANPUAN, pengurus Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Sumatera. Kemudian perwakilan pengurus koperasi dampingan anggota PERMAMPU, dewan pengurus KESADANTA, dan dewan pengawas KESADANTA.
Menurut Melpa, pengembangan kapasitas bertujuan untuk melakukan penilaian manfaat yang dirasakan di tingkat anggota, keluarga, dan masyarakat. Selain itu bertujuan untuk menggali komitmen KESADANTA untuk menjadi organisasi yang inklusif.
"Melalui pengembangan kapasitas ini, para peserta mempunyai kesempatan untuk melakukan evaluasi partisipatoris mengenai perubahan yang telah dirasakan selama menjadi anggota KESADANTA," kata Melpa.
Pengembangan kapasitas dilakukan dengan format diskusi kelompok. Seluruh peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Selanjutnya fasilitator memandu peserta di setiap kelompok untuk berdiskusi tentang perubahan yang telah dirasakan selama menjadi anggota KESADANTA untuk individu, keluarga, dan masyarakat.
Fasilitator pengembangan kapasitas, Dina Lumbantobing mengatakan, dari hasil evaluasi, pihaknya menyimpulkan bahwa para peserta mampu menganalisis dirinya masing-masing dan mampu melihat apa yang berubah dalam diri mereka dan keluarga setelah menjadi anggota CU.
Salah satu perubahan terlihat dalam hal melakukan kontrol. Misalnya, ketika perempuan punya tabungan dan berhak untuk melakukan pinjaman, mereka sudah bisa bersikap dan menentukan sendiri, digunakan untuk apa pinjaman dari KESADANTA tersebut. Apakah untuk membuka usaha atau yang lainnya.
Artinya, ketika suatu saat suaminya mengatakan pinjaman untuk beli motor atau barang konsumtif lain, si perempuan bisa menyampaikan argumennya bahwa dia yang menabung, dia yang meminjam, maka dia yang berhak menentukan tujuan pinjaman.
“Hal ini termasuk ke kontrol dalam keluarga. Dalam banyak kasus, biasanya kalau sudah seperti ini, perempuan banyak tak berdaya karena suami jadi penentu. Tapi kalau saat ini, perempuan anggota KESADANTA sudah mampu melakukan kontrol. Memang belum semua perubahan yang disampaikan peserta. Apa yang terlintas di benak peserta, itu yang disampaikan. Begitupun sudah cukup bagus. Mereka sudah dapat poinnya,” terang Dina.
Dina menjelaskan, dari hasil pengembangan kapasitas, pihaknya merumuskan beberapa rekomendasi. Pertama, penguatan ekonomi rumah tangga melalui diskusi regular di kelompok CU. Hal ini dilakukan agar perempuan memahami bahwa tujuan masuk CU tidak hanya sekadar menabung atau meminjam. Tapi juga mengatur pendapatan agar pengeluaran menjadi terkontrol sehingga selalu ada tabungan.
“Dengan diskusi reguler ini, perempuan dapat membedakan mana kebutuhan yang sifatnya konsumtif dan yang bukan konsumtif untuk dirinya dan keluarga. Jangan hanya karena khawatir ketinggalan tren, pengeluaran menjadi lebih besar dari pendapatan,” kata Dina.
Baca juga: Gelar RAT ke-17, Kesadanta Refleksikan Posisi Jadi Kendaraan Ekonomi dan Politik Perempuan
Rekomendasi kedua adalah penyadaran gender untuk suami melalui diskusi kritis. Suami perlu ikut karena mereka juga memainkan peran penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua anggota keluarga dan masyarakat.
Sedangkan rekomendasi ketiga adalah pentingnya pelibatan kelompok perempuan muda, disabilitas, dan lanjut usia (lansia) dalam kegiatan KESADANTA. Sesuai dengan nilai Tanpa Diskriminasi dalam Pedoman Perilaku KESADANTA, ditekankan pentingnya anggota CU berasal dari semua kelompok, bahkan dari kelompok-kelompok rentan (minoritas) yang ada di desa tersebut.
Untuk mewujudkan pelibatan kelompok rentan ini, kata Dina, KESADANTA kan membuat peraturan baru yang mendukung tindakan affirmative untuk perempuan muda, disabilitas, dan lansia. Saat ini, KESADANTA sedang melakukan pendataan dan sudah ada sejumlah individu yang didorong menjadi anggota. Menurut Dina, tindakan affirmative ini perlu karena ada keistimewaan yang dimiliki kelompok rentan dan dalam beberapa kondisi, mereka tidak dapat memenuhinya.
| PERMAMPU Klarifikasi Hoaks Tawarkan Skema Angsuran 88 Miliar dan tak Bekerjasama dengan BPVP Padang |
|
|---|
| Lima Tujuan Akhir PESADA Bertumpu pada Upaya Penguatan Ekonomi Politik Perempuan Akar Rumput |
|
|---|
| Rayakan Hari Perempuan Sedunia, PERMAMPU Yakini Pentingnya Amplifikasi Suara Perempuan Akar Rumput |
|
|---|
| Rayakan Hari Pergerakan Perempuan, Permampu Laksanakan Pendidikan Politik untuk Pemilu Inklusif |
|
|---|
| Rayakan 16 HAKTP, Perempuan Akar Rumput Sumatera Keluarkan Manifesto Politik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/RAT-KESADANTA-2024.jpg)