Berita Medan

Sosok Prof. Dr. Rer nat Midian Sirait, Diusulkan Unimed sebagai Calon Pahlawan Nasional dari Sumut

Usulan tersebut disampaikan melalui seminar nasional yang berlangsung di Ruang Sidang A Biro Rektor, Selasa (29/10/2024).

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Sosok Prof. Dr. Rer nat Midian Sirait, Diusulkan Unimed sebagai Calon Pahlawan Nasional dari Sumut 

Bermula dari jamu, yakni merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari ramuan herbal dan rempah-rempah, memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari budaya dan pengobatan masyarakat. Jamu dipercaya memiliki berbagai manfaat, termasuk meningkatkan kebugaran, menyembuhkan penyakit, dan menjaga kecantikan.

Pengalaman sebagai Kepala Staf Tentara Pelajara Batalion Arjuna yang berjuang di medan pertempuran tetap menguat dalam memori ingatan. Midian Sirait tak ingin bila perjuangan yang mereka lakukan di masa-masa pengabdian kepada bangsa dan negara memperjuangkan hingga mempertahankan kemerdekaan hanya meninggalkan cerita kenangan.

Inisiasi Midian Sirait semakin berkembang melalui kerja sama dengan para pengusaha farmasi yang berkontribusi mengembangkan pendidikan melalui Yayasan TP Arjuna. Kerja sama yang dibangun Midian Sirait dengan pengusaha farmasi akhirnya dapat merahabilitasi gedung-gedung dan kemudian menambah gedung induk dan satu gedung museum di atas tanah yang Midian dapatkan dari masyarakat sekitar.

Di dalam Yayasan TP Arjuna sebagaimana yang diharapkan Midian Sirait lahir generasi yang berwawasan global. Tak terkurung dalam satu doktrin, sebagai orang desa. Selain menerapkan dispilin, untuk mencapai wawasan global itu didukung pada aspek pengetahuan dan kemahiran berbahasa Inggris, keterampilan pengoperasian komputer. 

Midian Sirait mewarnai konsep pendidikan Yayasan TP Arjuna dengan menerapkan konsep pendidikan Moh Yamin yakni demokratisasi pendidikan. Dengan konsep demokratisasi pendidikan dalam Yayasan TP Arjuna dapat membuka kesempatan kepada masyarakat yang belum beruntung dalam hal segi finansial maupun ekonomi. 

Selain menyelenggarakan pendidikan, di bawah Yayasan TP Arjuna juga terdapat museum. Museum bertujuan melestarikan kebudayaaan dan mengembangkan pariwisata, serta merawat peninggalan leluhur masyarakat Batak. Museum yang bertema dan menyimpan artefak kebudayaan masyarakat Batak ini telah ada jauh sebelum pihak lain mendirikan museum Batak.

Seperti diuraikan, jauh sebelum pihak lain mendirikan museum Batak, Midian telah mendahului dengan mengumpulkan ratusan artefak yang pernah dipakai orang Batak, meliputi artefak seni budaya, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, teknologi tradisional berburu ikan maupun hewan, dan lain sebagainya.

Memasuki purnabakti sebagai Gurus Besar ITB pada 1993, semakin mendorong dirinya memikirkan situasi dan kondisi lingkungan kawasan Danau Toba yang semakin memperhatinkan pada masa itu. Melewati berbagai aktivitas, Midian Sirait terpanggil membangun bona pasogit, kampung halaman.

Kondisi danau di sekitar tahun 1990-an berubah signifikan. Perubahan dan kondisi itu terjadi karena banyak faktor. Pertama, masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba memunggungi nilai-nilai danau itu sebagai ciptaan Tuhan. 

Kedua, adanya oknum memanfaatkan hutan di sekitar kawasan Danau Toba sebagai sumber penghasilan dengan mendirikan perusahaan produksi kertas.

Midian Sirait melakukan gerakan dengan melibatkan masyarakat sekitar, memanggil tokoh-tokoh nasional yang berasal dari kebudayaan masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba itu sendiri; seperti akademisi, dan pemerhati lingkungan. Berbagai upaya yang dilakukan Midian Sirait—menjalin komunikasi dan berdiskusi dengan berbagai pihak—lahir suatu gerakan yang dibentuk secara kelembagaan. Midian Sirait merupakan auktor intelektulias gerakan pelestarian lingkungan yang dibentuk dalam perhimpunan para pencinta Danau Toba.

Melalui Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba; Midian Sirait meninggalkan suatu warisan yang berdampak luas bagi masyarakat. Membangun bona pasogit (kampung halaman) tanah leluhur tempat ia lahir hingga tumbuh remaja—ladang pengabdian Midian Sirait mewujudkan cita-cita hidup panggilan iman dalam dirinya.

Apa yang dilakukan Midian Sirait melalui Yayasan PPDT sebagai bentuk keterpanggilan batin. Ia melakukan kajian mendalam padahal Midian sendiri bukan orang ahli di bidang lingkungan hidup tetapi ia melibatkan diri dengan melakukan tindakan nyata atas perubahan yang terjadi di sekitar kawasan Danau Toba.

Revitalisasi Pancasila adalah puncak dari apa yang menjadi kegelisahan Midian Sirait terhadap posisi dan makna Pancasila yang banyak diartikan beragam-ragam. Sejak di masa Seokarno, bahkan hingga Soeharto, Midian Sirait menilai Pancasila dijadikan alat legitimasi kekuasaan. 

Pemaknaan Pancasila yang beragam-ragam, baik dari kalangan penguasa, juga terjadi di kalangan pemuka agama. Pancasila kerap dipersepsikan sesuai selerah, yang kadang dimaknai dalam konteks tertentu, dan kadangkala dijadikan senjata menyerang anak bangsa sendiri.

Pancasila, ditegaskan Midian Sirait, harus dilihat sebagai moral dan etika politik, terutama dalam konteks hubungan pengamalan budaya. 

Itu sebabnya, Midian Sirait menyebut perlunya revitalisasi Pancasila. Sebelumnya revitalisasi yang dimaksud Midian Sirait sendiri bisa dikatakan hampir serupa dari apa yang diserukan publik. Bukan karena dan atau Pancasila pernah dihilangkan, melainkan karena ia pernah diartikan beragam-ragam.

Secara ideologis dan historis Midian Sirait adalah seorang tentara pelajar yang membumikan Pancasila sebagai suatu kekuatan menggerakkan tentara pelajar mempertahankan kemerdekaan; di sisi lain dihadapkan pada suatu persoalan konflik perpecahan di kalangan pejuang di Tapanuli. 

Midian Sirait tentu saja memiliki pandangan teoritis ketika Pancasila disepakati sebagai pandangan hidup bersama dan itu telah sampai di kalangan pejuang dijadikan kerangka acuan sebagai falsafah sebagai negera yang merdeka disambut gegap gempita di seluruh daerah termasuk di Tapanuli.

Secara genealogis di berbagai karya tulis dan aktivitas kebangsaan Midian Sirait dapat dipahami Pancasila yang disepakati itu ialah suatu konsep tentang kekeluargaan dan persaudaraan yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bila dipahami konsep kekeluargaan dan persaudaraan yang ditawarkan Midian Sirait memiliki satu kesinambungan dengan sistem negera integralistik yang ditawarkan oleh Soepomo pada saat penyusunan ideologi negara.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved