TRIBUN WIKI
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan Tradisi yang Berlangsung di Indonesia
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila bermula dari tragedi G30S PKI yang menewaskan 6 jenderal.
Pada awal 1966, Untung mengikuti pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa dan divonis hukuman mati.
Eksekusinya dilakukan di Cimahi, Jawa Barat.
Jumlah Korban Jiwa
Korban pertama dari peristiwa G30S adalah enam jenderal dan satu perwira TNI AD.
Tujuh jenderal yang terbunuh dalam peristiwa G30S yakni, Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Setelah itu, versi dalang di balik G30S yang pertama muncul adalah PKI, yang mengakibatkan kemarahan bangsa Indonesia.
Aksi demonstrasi muncul di berbagai daerah menuntut agar pemerintah bersikap tegas membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
Hal itu diikuti dengan penumpasan unsur-unsur PKI, yang berakhir dengan penangkapan hingga pembantaian massal hampir di seluruh wilayah Indonesia terhadap orang-orang PKI atau dianggap PKI.
Namun, hingga kini, berapa banyak korban G30S tidak pernah diketahui secara pasti, yang jelas tidak sedikit.
Adanya penangkapan terhadap terduga simpatisan PKI mengakibatkan banyak orang mendekam di penjara selama puluhan tahun tanpa proses pengadilan.
Ada juga yang menjadi korban pembantaian massal meskipun tidak pernah terbukti sebagai anggota atau simpatisan PKI.
Dalam riwayat pembunuhan massal yang terjadi sepanjang abad ke-20, pembantaian anggota dan simpatisan PKI setelah peristiwa G30S merupakan salah satu yang terbesar.
Terdapat beberapa versi pendapat terkait jumlah korban G30S. Ada yang menyodorkan angka 78.000 jiwa, 500.000 jiwa, bahkan ada yang 3 juta jiwa.
Angka 78.000 datang dari Fact Finding Commission (FFC) atau Komisi Pencari Fakta, yang dibentuk oleh pemerintah dalam situasi krisis setelah G30S PKI.
Namun, Oei Tjoe Tat yang menjadi ketua komisi itu mengatakan bahwa angkat tersebut lebih tepat bila ditambah angka "0", alias 780.000.
Ketidakpastian tersebut juga dipengaruhi oleh komisi ini yang dimanfaatkan oleh dua pihak, yakni Soekarno dan Soeharto.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Hari-Kesaktian-Pancasila.jpg)