Kunjungan Paus Fransiskus
SOSOK Anna Nur Awalia Asal Buton Menahan Tangis saat Ungkapkan Isi Hatinya kepada Paus Fransiskus
Seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, bernama Anna Nur Awalia, mengungkapkan isi hatinya kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia.
"Scholas dalam pedagogikalnya, kurikulumnya, melatih saya untuk melihat dunia dari pinggir jalan, rakyat miskin kota, anak-anak yang haus sekolah, dan harusnya disekolahkan. Menyadarkan mereka yang kaya materi bahwa hidup tidak hanya memikirkan diri sendiri," ucap Anna sambil berkaca-kaca.
Ia juga memuji cara Scholas yang mendengarkan dan menghargai setiap individu, menjadikannya model komunikasi yang efektif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis.
Anna menekankan soal pentingnya menciptakan generasi guru muda yang bukan hanya cerdas, tetapi juga bahagia.
"Saya mengenal Scholas melalui mentor saya, kemudian mengikuti proses tesnya yang cukup panjang. Saya sangat bahagia ketika dinyatakan lulus dan menjadi salah satu tim dari Scholas, student, dan juga volunteer," jelas Anna.
"Saya tertarik mengetahui bahwa mereka mencintai pendidikan sebagaimana saya cinta dunia yang sama bersama anak-anak, buku, literasi, seni, teknologi, games, dan ruang belajar," lanjutnya.
Selama dua tahun berkolaborasi dengan Scholas di berbagai belahan dunia, di antaranya Italia dan Liberia, Anna merasakan betapa pentingnya mengintegrasikan prinsip-prinsip pedagogi yang diajarkan Scholas ke dalam kehidupan.
Ia merasa terinspirasi untuk meneruskan model kurikulum tersebut kepada siswa dan rekan kerjanya di Indonesia, percaya bahwa metode tersebut dapat menciptakan generasi muda yang cerdas dan bahagia.
"Di Scholas kami diskusi banyak hal soal dunia pendidikan, kurikulum strategis, digital literasi, isu-isu generasi muda, budaya dan lingkungan hidup, perempuan dan anak-anak yang harus dilindungi dan masih banyak lagi," terang Anna.
Anna juga mengungkapkan bahwa proyek-proyek edukatif yang ia ikuti bersama Scholas dan Tunas Bhinneka, yang melibatkan 250 anak muda dengan berbagai latar belakang memberikan pengalaman berharga dalam mendengarkan dan memahami berbagai pandangan serta mimpi anak-anak tersebut.
"Mendengarkan adalah cara komunikasi terbaik dalam ruang pertemuan, listen, listen, listen, and speak. Dengan cara itu kita bisa menjembatani segala bentuk perbedaan menjadi satu," ujar Anna.
Di akhir pesan yang disampaikannya, Anna mengajak Paus Fransiskus untuk mendengarkan dua anak yang akan mewakili suara hati mereka, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat jembatan toleransi dan pemahaman antarbudaya dan agama.
Paus Fransiskus pun terharu saat mendengar ungkapan isi hati dari Anna, salah satu pemuda Scholas Occurentes, gerakan pendidikan yang diinisiasi oleh Paus.
Dia berterima kasih karena Anna Nur Awalia telah berbicara dari hati.
"Berbicara tulus dari hati adalah hal yang sangat indah," kata Paus Fransiskus.
(*/Tribun-medan.com)
| DOANYA TERJAWAB! Tanpa Undangan, Bocah 9 Tahun Emilio Bisa Bertemu dan Dicium Paus Fransiskus |
|
|---|
| MISA Paus di Singapura Dihadiri 50 Ribu Umat, Keamanan Ketat, Warga dari Indonesia Dilarang Masuk |
|
|---|
| Momen Penyambutan Paus Fransiskus di Singapura: Bertemu Presiden, Perdana Menteri, serta Parlemen |
|
|---|
| Kala Merpati Hinggap di Dekat Paus Fransiskus Saat Melewati Lautan Manusia di Timor Leste |
|
|---|
| Paus Fransiskus Tiba di Timor Leste, Disambut Ribuan Orang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Anna-Nur-Awalia-menahan-Tangis.jpg)