Kunjungan Paus Fransiskus

SOSOK Anna Nur Awalia Asal Buton Menahan Tangis saat Ungkapkan Isi Hatinya kepada Paus Fransiskus

Seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, bernama Anna Nur Awalia, mengungkapkan isi hatinya kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia.

|
Editor: AbdiTumanggor
Tangkapan layar video
Seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, bernama Anna Nur Awalia, mengungkapkan isi hatinya kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus di kompleks Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024).(Tangkapan layar video) 

Ungkapan Hati Guru asal Buton kepada Paus Fransiskus di Katedral, Bahas Toleransi hingga Pendidikan.

TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, bernama Anna Nur Awalia, mengungkapkan isi hatinya kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus di kompleks Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Diketahui, Paus Fransiskus melakukan pertemuan dengan gerakan kaum muda global, Scholas Occurrentes, di kompleks Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Scholas Occurrentes merupakan sebuah gerakan pendidikan internasional yang diluncurkan secara global pada 2013 oleh Paus Fransiskus.

Namun, gerakan kaum muda untuk merealisasikan perubahan sosial melalui pendidikan ini telah diinisiasi Fransiskus jauh sebelum diangkat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

Biarawan bernama lengkap Jose Mario Bergoglio itu menginisiasi Scholas Occurrentes saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina.

Gerakan ini pada akhirnya mampu memberikan sumbangsih pada perbaikan ekonomi dan politik di negara asalnya, Argentina.

Anna Nur Awalia
Seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, bernama Anna Nur Awalia, mengungkapkan isi hatinya kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus di kompleks Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024).(Tangkapan layar video)

Anna Nur Awalia Menahan Tangis Haru di Hadapan Paus Fransiskus 

Dalam kesempatan ini, Anna Nur Awalia, seorang guru asal Pulau Buton, Sulawesi Selatan, mengungkapkan isi hatinya kepada Paus Fransiskus di Gereja Katedral, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).

Anna memperkenalkan dirinya sebagai seorang dosen, fasilitator anak, dan seorang penyiar radio, serta seorang ibu. 

"Saya mengambil peran sebanyak mungkin, semampu saya di setiap bagian linimasa kehidupan agar saya dapat mengisi dunia pendidikan dan menyebarluaskan pesan tentang pentingnya edukasi untuk menuntaskan kemiskinan," jelas Anna, dikutip dari siaran langsung Paus Kunjungi Katedral Jakarta di YouTube Kompas.com, Rabu (4/9/2024).

Di depan Paus Fransiskus, Anna mengungkapkan rasa syukurnya karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia berada di dalam Katedral, sebuah gereja yang disucikan umat Katolik yang berseberangan dengan Masjid Istiqlal, tempat ia biasa beribadah. 

Bagi Anna, keberadaan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang saling berhadapan adalah simbol toleransi, sebuah pelajaran penting yang telah dipelajarinya melalui agama dan berbagai pengalaman hidupnya. 

"Ini merupakan simbol toleransi, di mana perbedaan seharusnya kita hadapi dan kita jembatani. Saya belajar toleransi melalui agama saya dan ketika bersama Scholas juga mengajarkan toleransi yang sama seperti yang diajarkan oleh Islam," kata Anna. 

Dalam kesempatan tersebut, Anna mengungkapkan bagaimana Scholas Occurrentes telah membentuk pandangannya tentang pendidikan dan toleransi.

Anna menyebutkan, kurikulum Scholas yang memfokuskan pada pendidikan inklusif dan perhatian terhadap anak-anak miskin, sejalan dengan visi kurikulum merdeka belajar yang ia terapkan dalam pekerjaan sehari-harinya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved