Paus Ada Dua
MENGUAK SEJARAH PAUS di Dunia, Tidak Satu Tapi Ada Dua, di Vatikan dan Kairo❗
Di Indonesia, kita umumnya memahami bahwa yang disebut paus hanya satu, yaitu dia yang duduk di takhta suci Santo Petrus di Vatikan. Padahal ada dua.
Berbeda pula dengan Alexandria yang berbahasa Koptik.
Dalam perjalanan sejarah, Gereja Katolik besar di seluruh dunia yang bersatu dalam persekutuan dengan Uskup Roma ini mengalami tiga kali perpecahan: tahun 431 M, 451 M, dan 1054 M.
Latar belakang perpecahan tidak sederhana. Kompleks dan rumit.
Ada kepentingan politik, sosial, ego organisasi masing-masing gereja, juga menyangkut ajaran iman mengenai Yesus.
Barangkali mirip-mirip dalam Islam. Suni, Syiah, Ahmadiyah, dan sejumlah aliran lainnya adalah kelompok-kelompok yang masing-masing memiliki keyakinan tafsirnya tentang iman mereka.
Antarkelompok kemudian saling memandang yang lain sebagai berbeda.
Dalam perjalanan sejarah lebih lanjut, masing-masing kelompok ini, baik di Kristen maupun Islam, nanti terpecah-pecah lagi dalam berbagai aliran.
Kita tidak bisa berdebat tentang mana yang benar dan salah.
Masing-masing memiliki perspektif kebenarannya masing-masing.
Satu yang pasti, ini menandakan betapa terbatasnya akal budi manusia berhadapan dengan “kebenaran agung transendental yang tidak terbatas”.
Maka, adalah sia-sia memperdebatkan kebenaran dalam konteks ini.
Jadi, tidak perlu Anda berdebat di kolom komentar soal kebenaran.
Percuma. Sia-sia. Sama sekali tidak membuktikan apa pun tentang kebenaran.
Perpecahan pertama
Serial artikel ini hanya bercerita tentang tiga perpecahan utama dalam Gereja Katolik.
Di luar tiga perpecahan ini, masing-masing kelompok Gereja mengalami berbagai dinamikanya sendiri-sendiri yang kemudian melahirkan Gereja-gereja otonom lainnya.
Tulisan ini tidak sampai ke sana. Perpecahan pertama dalam Gereja Katolik terjadi tahun 431 M.
Saat itu berkembang luas ajaran terkait Yesus yang disebut ajaran Nestorian.
Ajaran ini dikembangkan oleh salah seorang uskup atau patriark di salah satu wilayah Gereja Timur.
Uskup dan patriark memiliki makna yang sama. Patriark adalah terminologi Gereja Timur.
Saya tidak ingin masuk lebih detail soal ajarannya. Rumit. Filosofis dan teologis.
Karena berkembangnya ajaran ini, digelarlah Konsili Efesus pada 431 M. Konsili sidang tertinggi dalam Gereja Katolik.
Pesertanya para uskup sedunia untuk menyikapi berbagai persoalan dalam Gereja.
Singkatnya, ajaran Nestorian dianggap sebagai sesat atau tidak benar oleh sidang Konsili yang digelar di Kota Efesus.
Di zaman modern, Efesus terletak di Provinsi Izmir, Turkiye. Namun ada sejumlah uskup atau patriark dalam terminologi Gereja Timur yang tidak setuju dengan keputusan ini.
Mereka lalu memilih berpisah dari Gereja Katolik yang besar ini.
Mereka lalu disebut sebagai Gereja non-efesian.
Artinya, Gereja yang tidak mengakui keputusan Konsili Efesus.
Kelompok Gereja ini masih ada sampai sekarang.
Di zaman modern mereka dikenal sebagai Gereja Assiria Timur.
Mereka berbahasa Siria dan banyak ditemukan di wilayah Irak sekarang.
Saat ini pengikutnya di seluruh dunia diperkirakan sekitar 150.000 orang.
Di zaman modern sebagian komunitas Gereja ini memilih kembali bergabung dengan Gereja Katolik Roma dan disebut sebagai Gereja Katolik Kaldea.
Tata ritusnya berbeda dengan tata ritus latin Gereja Katolik Roma.
Perpecahan kedua
Perpecahan kedua terjadi tahun 451 M. Rupanya sisa-sisa perdebatan soal Nestorianisme di Konsili Efesus belum berakhir.
Ada sejumlah Gereja di Timur yang masih mengembangkan ajaran ini.
Pertikaian terjadi di antara sejumlah uskup atau patriark.
Konsili pun kembali digelar di Kota Kalsedon, mendiskusikan soal Kristologi, ajaran iman tentang Kristus.
Kalsedon berada di wilayah Turkiye modern, sebuah distrik dari Kota Istanbul.
Singkat cerita, sama seperti peristiwa di Konsisi Efesus, sejumlah uskup atau patriark tidak menerima hasil keputusan Konsili Kalsedon dan memilih berpisah jalan, terpisah dari struktur hierarki Gereja Katolik.
Kelompok ini disebut sebagai Gereja non-kalsedon yang sekarang dikenal sebagai Gereja Ortodoks Oriental.
Mereka memiliki paham Kristologi, ajaran tentang Kristus, yang berbeda.
Gereja Ortodoks Koptik yang pemimpinnya disebut Paus seperti disebut di judul artikel ini adalah bagian dari Gereja Ortodoks Oriental.
Di zaman modern saat ini, selain Gereja Koptik Alexandria, kelompok Gereja lain yang bergabung di sini adalah Gereja Ortodoks Armenia, Gereja Ortodoks Eritrea, Gereja Ortodoks Etiopia, Gereja Ortodoks Malangkara, dan Gereja Ortodoks Siria.
Total anggota Gereja ini di seluruh dunia diperkirakan sekitar 60 juta jiwa.
Dalam perjalanan sejarah, sejumlah Gereja di Armenia memilih kembali bersatu dengan Gereja Katolik Roma.
Mereka disebut Gereja Katolik Armenia. Sama seperti Gereja Katolik Kaldea yang memiliki tata ibadah yang khas, Gereja Katolik Armenia pun demikian.
Ritusnya berbeda dengan Gereja Katolik Roma yang betradisi Latin.
Berbeda dengan Gereja Katolik Roma, Asiria, dan Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental tidak memiliki satu orang pemimpin tertinggi.
Semua patriark Gereja (uskup) adalah setara. Pemimpin Gereja yang disebut paus hanya di Gereja Ortodoks Koptik.
Yang lain mengenakan sebutan patriark. Meskipun pemimpin Gereja Ortodoks Koptik disebut Paus, tapi ia tidak mengatasi Gereja lain yang bergabung dalam Gereja Ortodoks Oriental.
Yurisdiksinya hanya pada wilayahnya saja, terutama di Mesir dan Afrika.
Kenapa Gereja Ortodoks Koptik mengenakan gelar yang sama dengan Gereja Katolik Roma untuk pemimpin tertingginya?
Paus berakar dari kata Yunani, papas. Papa dalam bahasa Italia. Pope dalam bahasa Inggris.
Paus dalam bahasa Belanda. Artinya semua sama: bapak.
Gereja Katolik dikembangkan oleh misionaris Belanda.
Itulah kenapa kita menggunakan kata paus, sama seperti orang-orang Belanda.
Secara hierarki Gereja, melalui sejarah yang panjang berabad-abad, kata ini lalu memiliki arti khusus terkait jabatan Gerejawi.
Penyebutan paus di Gereja Ortodoks Koptik sudah berlangsung lama sejak kekristenan mula-mula berkembang di sana.
Jadi, sebutan ini tidak mengekor sebutan dalam Gereja Katolik Roma.
Seperti disebutkan di atas, masing-masing wilayah kekristenan mengembangkan tradisinya masing-masing.
Budaya koptik merasa sebutan paus lebih sesuai dengan masyarakat mereka.
Sementara, yang lain merasa patriark lebih dekat dengan tradisi mereka.
Gereja Roma dan Konstantinopel
Sepeninggal Gereja Asiria Timur dan Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Katolik Konstantinopel dan Gereja Katolik Roma berjalan bersama mengarungi zaman sampai akhirnya memilih berpisah pada tahun 1054 M.
Perpisahan dua Gereja ini dicatat sebagai peristiwa yang sangat besar dalam Gereja.
Disebut sebagai skisma besar. Skisma berasal dari bahasa Yunani yang artinya keterbelahan.
Dilihat dari periodesasi sejarah, kedua Gereja ini berjalan beriringan sangat lama, 1000 tahun, separuh waktu sejak kekristenan muncul hingga saat ini.
Apa yang terjadi adalah perpisahan, keterbelahan, bukan sempalan, meskipun salah satu pemicunya adalah perbedaan doktrin teologis.
Sering ada anggapan bahwa Gereja Ortodoks adalah sempalan atau pecahan Gereja Katolik Roma. Tidak benar.
Kalau melihat urutan sejarah, Gereja di Timur lebih dulu tumbuh dibanding Roma.
Karena di abad pertama ajaran Yesus lebih dulu menyebar di timur, di sekitar wilayah Yerusalem.
Santo Petrus pendiri Gereja Roma berkarya di Antiokhia dulu sebelum pergi ke Roma.
Perpecahan ini tidak ujug-ujug terjadi dalam satu malam.
Ada latar belakang politik, sosial, ekonomi, budaya yang kompleks yang berlangsung berabad-abad sehingga Gereja Barat di wilayah barat yang direpresentasikan oleh Roma dan Gereja Timur yang direpresentasikan oleh Konstantinopel akhirnya tumbuh menjadi entitas khas sendiri yang membuat keduanya merasa lain satu sama lain.
| AKBP Basuki Kumpul Kebo dengan Dosen Levi Selama 5 Tahun, Korban Satu KK Bersama Istri Sah dan Anak |
|
|---|
| BANDING Razman Ditolak PT DKI Jakarta, Hotman Paris: Pulanglah Kau Botak ke Kampung Pelihara Bebek |
|
|---|
| CURHAT Terakhir Ibu Guru SF Sebelum Ditemukan Tewas Terikat di Kos, Satu Ponselnya Hilang |
|
|---|
| ROY SURYO Cs Tolak Tawaran Damai Kasus Ijazah Jokowi Meskipun Kini Tersangka: Jangan Mediasi Lagi |
|
|---|
| Polisi yang Gebuki Pengendara di Depan Polda Sumut Ternyata Alami Gangguan Kejiwaan |
|
|---|