Kunjungan Paus Fransiskus

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan Jejak Historis Kedatangan Pemimpin Katolik di Medan

emimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. 

HO
Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus segera mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024. 

"Wajahnya bersinar dan penuh kegembiraan. Pada saat itu, banyak orang berkumpul di Medan, seluruh Sumatra bahkan ada yang dari Jawa juga," ucap uskup berdarah Batak tersebut.

Di usianya yang sudah genap 90 tahun, pendengaran dan daya ingat dari Mgr Pius Datubara kian menurun. Namun ia tetap berusaha mengingat rangkaian demi rangkaian acara krusial 35 tahun yang lalu.

Kata Mgr Pius, massa di Lapangan Tuntungan saat perayaan Ekaristi bersama Paus mencapai ratusan ribu orang. Saat itu memang tidak ada data valid dengan jumlah pasti jemaat yang hadir di Lapangan Tuntungan.

“Banyak massa yang hadir. Ada yang mengatakan 250.000 orang, ada pula yang mengatakan 150.000 orang. Tapi jumlah pastinya tidak diketahui saking banyaknya,” ujarnya.

Melihat banyak jemaat berbondong-bondong mengikuti misa, Mgr Pius menyebut Paus merasa terkesan. Bahkan sampai bertanya, apakah itu semua umat Katolik atau tidak.

“Saya pun menjelaskan bahwa tidak semuanya Katolik. Semua ini teman-teman Islam dan Protestan. Makanya ada ucapan beliau, "Tidak ada saya tahu di dunia ini, seperti Indonesia persahabatannya",” ucapnya.

Cerita Mgr Pius, saat Paus bersama rombongan melintas dari Bandara Polonia menuju Lapangan Tuntungan, banyak orang berkumpul di pinggir jalan dan melambaikan tangan menyapa Paus.

“Iya benar, anak-anak sekolah juga. Walaupun bukan hari minggu, anak sekolah dibiarkan melihat dari jalan mana yang dilalui,” ucapnya.

Mgr Pius yang kala itu menjabat Uskup Agung Medan, mengungkapkan pemilihan lokasi Tuntungan untuk perayaan Ekaristi bersama Paus, ditentukan secara seksama. Selain panitia dari gereja, pihak militer pun turut andil dalam persiapan penyambutan kedatangan Paus dan rombongan, terutama pengawalan Paus.

“Kalau saya tidak salah, militer yang waktu itu mempersiapkan. Mereka sangat membantu persiapan penyambutan kedatangan Paus. Itulah makanya Paus mengatakan tidak ada di dunia seperti Indonesia, bersaudara semua. Dari segala agama, ataupun etnis dan suku bangsa,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Mgr Pius juga sempat santap siang bersama Paus Yohanes Paulus II dan rombongan. Meski tidak ada dokumentasinya, momen itu masih dikenang Mgr Pius.

“Kami sempat makan bersama saat itu. Tapi fotonya entah ada orang yang mengambil atau tidak, saya tidak ingat pasti. Karena banyak sekali tugas, dan saat itu benar-benar sibuk,” ucapnya.

Kesaksian Pastor Benyamin Purba

Pastor Benyamin Purba OFM Cap berfoto bersama wartawan Tribun Medan di Gedung Catholic Center Keuskupan Agung Medan, 5 Juni 2024. Pasator Benyamin menceritakan momen bersejarah kedatangan Paus Paulus Yohanes II ke Medan pada 13 Oktober 1989.
Pastor Benyamin Purba OFM Cap berfoto bersama wartawan Tribun Medan di Gedung Catholic Center Keuskupan Agung Medan, 5 Juni 2024. Pasator Benyamin menceritakan momen bersejarah kedatangan Paus Paulus Yohanes II ke Medan pada 13 Oktober 1989. (Dok/Tribun Medan)

Pastor Benyamin Purba OFM Cap juga menjadi satu di antara sejumlah saksi hidup ketika Paus Yohanes Paulus II datang ke Medan pada 35 tahun silam.

Pastor Benyamin yang pada saat itu masih berusia 33 tahun, mengingat dengan jelas kesibukannya dalam agenda kedatangan pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved