Berita Medan

LPPM USU Launching Data Desa Presisi, Berikut 3 Desa di Sumut yang Jadi Binaan

Program ini menegaskan komitmen USU dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui program pengabdian masyarakat berbasis data presisi. 

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
LPPM USU Launching Data Desa Presisi yang melibatkan 3 desa di Sumut, peresmian program ini berlangsung di Aula Magister Manajemen USU, Selasa (23/7/2024). (Tribun Medan/Husna Fadilla) 

Program ini merupakan salah satu upaya nyata USU dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan meningkatkan peringkat universitas melalui publikasi dan pencapaian yang signifikan dalam bidang pengabdian masyarakat.

Sementara itu, Rektor USU, Prof Dr Muryanto Amin melalui Manajer Program Internasionalisasi USU, Prof. Rikson Asman Fertiles Siburian, menjelaskan, program ini dirancang untuk berkelanjutan dan akan dievaluasi setiap tahun guna memastikan efektivitasnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Prof. Rikson menjelaskan, tim teknis telah menyusun program ini dengan baik dan akan terus mengembangkan program ini pada tahun-tahun mendatang. 

"Universitas akan mendukung melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, sehingga program ini dapat memberikan gambaran yang jelas di tahun pertama dan kemudian dievaluasi untuk perencanaan tahun berikutnya," ujar Prof. Rikson.

Salah satu kebijakan utama universitas, sambung dia, adalah membentuk desa binaan yang terseleksi oleh tim dan menjadi mitra universitas. 

"Desa binaan ini adalah tempat kami mengimplementasikan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Desa-desa ini akan menjadi role model yang bisa kami sebarkan ke seluruh desa di Sumatera Utara," jelasnya.

Prof. Rikson menekankan pentingnya data presisi dalam merancang program dan kurikulum yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 

"Banyak sekali program-program kita yang kita sadari tidak langsung menyentuh masyarakat, baik kurikulum kita, baik penelitian kita. Nah ini coba kita dekatkan melalui data-data yang presisi, sehingga kedepan kita merancang kurikulum dan program-program yang betul-betul dirasakan masyarakat," tandasnya.

Dengan konsep Merdeka Belajar, kurikulum USU kini lebih fleksibel dan terimplementasi di masyarakat. 

"Mahasiswa kita dapat belajar di lapangan hingga 70 persen dan 30 persen di bangku kuliah. Ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengalaman langsung dan memahami kebutuhan masyarakat secara lebih mendalam," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved