Tradisi Manggomak Tumpak atau Ambil Amplop di Pernikahan Batak, Hiburan dan Dilema Pengantin Wanita

TRIBUN-MEDAN.com - Setiap suku dan etnis di Indonesia memiliki adat dan ritual yang khas dalam merayakan ikatan suci pernikahan.

Contohnya, tradisi manggomak tumpak dalam pernikahan adat Batak Toba, yang sampai saat ini masih dijunjung tinggi.

Seperti apa cerita dan makna dari tradisi manggomak tumpak ini?

Momen manggomak tumpak kerap menjadi salah satu momen yang menarik perhatian di pesta pernikahan adat Batak Toba.

Tradisi ini cukup dibilang seru. Di sini para pengantin perempuan akan bekerja sama membuat strategi agar mendapatkan tumpak yang banyak.

Kata manggomak tumpak ini bentuk dari 2 bahasa batak yaitu Gomak dan Tumpak.

Gomak berarti mengambil atau meremas. Tumpak sendiri memiliki arti santunan atau bantuan (amplop) yang diberikan tamu undangan.

Jadi bisa diartikan, manggomak tumpak ini adalah kegiatan mengambil amplop berisi uang yang diberikan tamu undangan dari pihak yang berpesta.

Biasanya rangkaian acara manggomak tumpak ini dilakukan setelah tamu undangan bergantian menyalam, mendoakan, dan memberi selamat kepada pengantin.

Pada momen ini, para tamu undangan sekaligus memberikan tumpak atau amplop berisi uang.

Semua amplop itu kemudian dikumpulkan di satu wadah besar.

Selanjutnya pihak keluarga laki laki akan meminta pengantin perempuan untuk manggomak tumpak.

Pengambilan amplop ini ada aturan tersendiri. Pengantin cuma boleh mengambilnya pakai satu tangan.

Biasanya dilakukan sebanyak 3 kali atau sekali, sesuai kesepakatan dengan pihak laki-laki.

Setelah amplop itu diambil, pengantin wanita akan memasukkan amplop-amplop tersebut ke dalam saku pengantin laki laki.