Kunjungan Paus Fransiskus

VIDEO Jejak Paus Yohanes Paulus II di Medan, Lakoni Tradisi Cium Tanah dan Berkati Patung Maria

Untuk pertama kalinya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin tertinggi Gereja Katolik menginjakkan kaki di Medan, Sumatra Utara (Sumut).

Para umat meyakini Goa Maria, dengan patung Bunda Maria yang telah diberkati oleh Paus puluhan tahun silam ini, memiliki banyak muzizat. Goa ini ramai dikunjungi setiap hari Selasa dan Jumat. Biasanya umat datang berkelompok ataupun secara individu, sambil membawa bunga sebagai bentuk persembahan kepada-Nya.

Selain Goa Maria dan monumen bintang, di paroki ini juga terdapat sebuah relikui dari Paus Yohanes Paulus II.

“Dalam agama Katolik, relikui itu adalah barang-barang suci atau bagian dari jasad tubuh orang kudus yang menjadi kenang-kenangan untuk umat Katolik. Biasanya, orang berdoa untuk mengenang orang yang kudus itu. Seperti Paus Yohanes Paulus II,” ucap pastor berdarah Flores tersebut sembari menunjuk relikui di hadapannya.

Adapun relikui dari Paus Yohanes Paulus II berupa sebuah salib korpus berukuran kecil. Relikui itu kini dipajang di kapel doa pastoral paroki tersebut.

Sekitar 35 tahun berlalu, sudah banyak perubahan dari Paroki St. Yohanes Paulus II. Sakristi yang dulunya digunakan Paus Yohanes Paulus II kini sudah dibangun menjadi gedung gereja. Beberapa bagian dari Lapangan Tuntungan yang menjadi saksi bisu kedatangan Sang Gembala, kini juga telah berubah menjadi perumahan.

Monumen Bintang di Gereja St Yohanes Paulus II Namo Pecawir ini menjadi saksi bisu tradisi Paus Yohanes Paulus II cium tanah saat tiba di Lapangan Tuntungan Medan untuk memimpin perayaan Ekaristi pada 13 Oktober 1989.
Monumen Bintang di Gereja St Yohanes Paulus II Namo Pecawir ini menjadi saksi bisu tradisi Paus Yohanes Paulus II cium tanah saat tiba di Lapangan Tuntungan Medan untuk memimpin perayaan Ekaristi pada 13 Oktober 1989. (Tribun Medan/Joy Silvana Aritonang)

Cerita Mgr Pius Datubara

Kedatangan Paus menjadi kenangan tak terlupakan bagi banyak orang, terutama Monsignor Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap.

Pada saat itu, Mgr AG Pius Datubara menjabat sebagai Uskup Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Agung Medan.

Uskup yang lebih akrab disapa Pius Datubara ini pun turut menceritakan kesaksiannya ketika bertemu langsung dengan Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Tuntungan.

"Wajahnya bersinar dan penuh kegembiraan. Pada saat itu, banyak orang berkumpul di Medan, seluruh Sumatra bahkan ada yang dari Jawa juga," ucap uskup berdarah Batak tersebut.

Di usianya yang sudah genap 90 tahun, pendengaran dan daya ingat dari Mgr Pius Datubara kian menurun. Namun ia tetap berusaha mengingat rangkaian demi rangkaian acara krusial 35 tahun yang lalu.

Kata Mgr Pius, massa di Lapangan Tuntungan saat perayaan Ekaristi bersama Paus mencapai ratusan ribu orang. Saat itu memang tidak ada data valid dengan jumlah pasti jemaat yang hadir di Lapangan Tuntungan.

“Banyak massa yang hadir. Ada yang mengatakan 250.000 orang, ada pula yang mengatakan 150.000 orang. Tapi jumlah pastinya tidak diketahui saking banyaknya,” ujarnya.

Melihat banyak jemaat berbondong-bondong mengikuti misa, Mgr Pius menyebut Paus merasa terkesan. Bahkan sampai bertanya, apakah itu semua umat Katolik atau tidak.

“Saya pun menjelaskan bahwa tidak semuanya Katolik. Semua ini teman-teman Islam dan Protestan. Makanya ada ucapan beliau, "Tidak ada saya tahu di dunia ini, seperti Indonesia persahabatannya",” ucapnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved