Keluarga Lettu dr Eko Damara Lapor Puspom TNI, tak Percaya Eko Punya Utang dan Bunuh Diri

Keluarga almarhum perwira TNI AL asal Sumut Lettu Laut dr Eko Damara menyatakan telah membuat laporan ke Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Dedi, saat memegang foto mendiang adiknya Lettu Laut Kesehatan TNI Angkatan Laut (AL) bernama dr Eko Damara (31) yang ditemukan tewas di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu. Keluarga menduga Eko dibunuh, bukan bunuh diri. 

Termasuk juga penyebab kematian yang berubah-ubah, dimana awalnya disebut sakit malaria, kini disebut akibat terlilit sebesar Rp 819 juta dan judi online.

Abdul menilai, harusnya pihak TNI melakukan penyelidikan hingga autopsi baru memaparkan.

"Mengenai TKP, yang diduga bunuh diri karena malaria itu adalah laporan yang diterima petinggi TNI dan sudah beredar dimana-mana, yang kami terima dari orang dalam TNI. Laporan berikutnya yang berubah-ubah itulah yang membuat keluarga curiga dari kamar mandi berubah menjadi ruang kesehatan, termasuk juga penyebab kematian yang berubah-ubah."

Dalam konferensi pers juga disebut, TNI AL tidak menemukan bekas luka akibat rokok karena cuma memeriksa jenazah bagian depan. Sehingga luka yang disebut berada di belakang tidak terlihat.

"Itu silakan, tetapi kenyataan yang kami terima, jenazah itu lebam. Ada upaya klarifikasi Asisten Intelijen, foto yang dikirimkan bagian depan. Bersih.Padahal yang kami komplain foto bagian belakang."

Kemudian adanya retakan di bagian kepala, bukan bagian luka tembak juga dipertanyakan keluarga dr Eko.

Menurutnya itu bukan bagian luka tembak, namun diduga seperti bekas penganiayaan.

"Kita juga mencurigai. Dalam Konferensi pers kita juga mendengar ada pecah di bagian kepala lain. Kami pertanyakan Kenapa bisa pecah bagian kepala selain luka tembak."

Masalah utang mendiang, keluarga juga tidak percaya dr Eko Damara punya utang sebanyak itu.

Paman Lettu dr Eko Damara Abdul Sattar Siahaan saat diwawancarai, Senin (27/5/2024). Keluarga resmi membuat laporan ke Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI supaya dugaan kejanggalan kematian Eko diusut tuntas seterang-terangnya.
Paman Lettu dr Eko Damara Abdul Sattar Siahaan saat diwawancarai, Senin (27/5/2024). Keluarga resmi membuat laporan ke Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI supaya dugaan kejanggalan kematian Eko diusut tuntas seterang-terangnya. (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Abdul menghitung, dengan jumlah utang di antaranya di daerah operasi sebanyak Rp 177 juta, kemungkinan Eko berutang Rp 19 juta perbulan.

"Ini menurut kami sangat meragukan.Utang apa di daerah operasi sampai 177 juta sekian. 

Kalau dibagi selama beliau disana 9 bulan. RP 177 juta dibagikan 9, itu terdapat 19 juta sekian perbulan."

Sebelumnya, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI (Mar) Endi Supardi menyebut tewasnya Lettu Laut Eko Damara (30), personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir karena bunuh diri akibat utang dan judi online.

Marinir mengakui sempat tak jujur soal penyebab Lettu Eko frustrasi hingga bunuh diri, demi menjaga marwah keluarga.

"Sebetulnya kami tidak ingin menyampaikan (kematian Eko) ini, tetapi berita simpang siur ke mana-mana, seolah Marinir diam saja. Tidak, kami berusaha lewat bawah," kata Komandan Korps

Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi dalam konferensi pers di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

"Ini hak jawab kami. Diamnya kami (sebelumnya) untuk jaga marwah dan martabat keluarga," kata Endi.

(Cr25/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved