Info Kesehatan

Mengenal Tumor Hipofisis, Berikut Gejala dan Cara Penyembuhannya

Gejalanya bervariasi bergantung pada jenis tumor dan area yang terlibat di sekitar kelenjar hipofisis.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Ilustrasi tumor 

Jika tidak bergejala, tumor hipofisis tidak memerlukan pengobatan. Gejala tumor hipofisis paling sering disebabkan oleh tumor yang memberi tekanan pada otak atau daerah sekitarnya.

"Gejalanya juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Kadar hormon dapat meningkat ketika tumor hipofisis menghasilkan lebih dari satu hormon, atau tumor berukuran besar yang mengganggu cara kerja kelenjar pituitari dapat menyebabkan penurunan kadar hormon," jelasnya.

Gejala dari tekanan tumor dapat berupa tekanan pada kelenjar pituitary, saraf, otak, dan daerah sekitarnya.

Tekanan tersebut menimbulkan gejala seperti: sakit kepala, masalah mata akibat tekanan saraf optik, terutama kehilangan penglihatan samping (penglihatan tepi), dan penglihatan ganda.

Selain itu dapat juga berupa nyeri pada wajah, termasuk nyeri sinus atau nyeri telinga, kelopak mata terkulai, kejang, mual dan muntah.

Dari total kejadian tumor otak, angka kejadian tumor hipofisis sekitar 10-15 persen.

"Sebanyak 90 persen kasus tumor hipofisis merupakan adenoma yang bersifat jinak, namun jika pertumbuhan sangat pesat dapat memperberat kondisi klinis yang berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya," tambahnya.

Menurut studi, adenoma ditemukan secara tidak sengaja pada hampir 10 persen pasien yang diautopsi dan sekitar 10-38 persen dari pemeriksaan radiologi MRI otak.

Di Amerika Serikat, tercatat sebanyak 1,82 kasus per 100.000 penduduk menderita tumor hipofisis.

Di Eropa ditemukan sebanyak 1 kasus per 2.000 penduduk. Di Indonesia, angka kejadian tumor hipofisis sekitar 1-2 kasus per 100.000 penduduk.

Kebanyakan kasus tumor hipofisis ditemukan pada usia dewasa muda, dan lebih sering ditemukan pada wanita.

Angka-angka tersebut kemungkinan lebih rendah daripada jumlah kasus sebenarnya karena ada kecenderungan tumor ini tidak terdiagnosis.

Sekitar 25 persen dari populasi menderita tumor hipofisis, namun karena sering tidak bergejala, mereka tidak mengetahuinya.

Meskipun ada komplikasi berupa metastasis (penyebaran) dan apopleksi (perdarahan tiba-tiba) yang dapat bersifat fatal, tumor hipofisis umumnya tidak menyebabkan kematian.

Terapi medikamentosa (obat-obatan), penggantian hormon dan pembedahan (operasi) berkontribusi menurunkan angka kematian.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved