Pencabulan Santriwati di Batubara
Orangtua Siswi Tak Kuasa Menahan Tangis saat Tahu Anaknya Dicabuli Guru Tahfidz
M, orang tua salah satu siswa yang dicabuli guru Tahfiz di Kabupaten Batubara kecewa dengan perlakuan ZAS.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, LIMAPULUH - M, orang tua salah satu siswa yang dicabuli guru Tahfidz di Kabupaten Batubara kecewa dengan perlakuan ZAS.
Bermaksud ingin anaknya dapat menempuh ilmu agama, penyesalan malah berkelanjutan setelah anaknya dicabuli oleh pelaku ZAS.
M tak kuasa menahan air mata saat mengetahui anak gadisnya telah dicabuli oleh pelaku.
"Sekolahnya bagus. Karena kami disini melihat pembelajaran dan mata pelajarannya yang lengkap. Namun, setelah kami mengetahui ada perbuatan yang tidak sepatutnya dialami oleh anak kami, hati kami sangat teriris," kata M, saat di jumpai, Kamis (8/2/2024).
Ia mengaku mengetahui hal tersebut setelah ada pertemuan orang tua santri membahas terkait kasus pencabulan yang dilakukan oleh ZAS.
"Hati saya tidak kuasa menahankan sedih. Anak yang kami besarkan ini dirampas haknya oleh orang yang mungkin kami anggap orang yang terpandang. Kami masukan ke tahfidz untuk menjadikan mereka yang lebih baik. Saya sangat marah," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, M telah melaporkan kejadian tersebut ke unit PPA Polres Batubara untuk ditindaklanjuti.
"Kami berharap ya dia dihukum seberat-beratnya. Saya sudah lapor dan percaya ke polisi. Karena kami berharap tidak ada lagi korban lain, saat ini sepengetahuan saya ada enam korban," pungkasnya.
(cr2/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tribun-Ilustrasi-pencabulan-terhadap-anakmedan.jpg)