Pengungsi Rohingya Masuk Sumut

156 Pengungsi Rohingya ke Sumut Diduga Korban Perdagangan Manusia, Kapal Dirusak dan Nahkoda Kabur

Mereka pun diduga kabur dari kamp penampungan di Bangladesh ke Sumatera Utara dengan cara membayar belasan juta rupiah.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
HO
Pengungsi Rohingya, Bangladesh yang mendarat di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Bahkan, Angkatan Laut Indonesia dengan Angkat Laut India sempat saling dorong supaya mereka tak masuk ke Indonesia maupun ke India.

Disebut, angkatan Laut India mendorong pengungsi masuk ke Indonesia, sementara Angkatan Laut Indonesia juga menolak.

"Saya sudah memerintahkan Lantamal untuk menghalau sebenarnya. Kemarin ada tarik menarik antara angkatan laut India dengan kita. Angkatan Laut India mendorong pengungsi itu masuk ke kita. KRI kita juga mendorong agar keluar,"kata Panglima TNI Agus Subiyanto, saat menyampaikan pesan kepada Kapolda Sumut, Pangdam I Bukit Barisan dan PJ Gubernur Sumut, Minggu (31/12/2023) malam di lapangan Benteng Medan.

Sebanyak 147 pengungsi Rohingya yang tiba di pantai Timur Sumatera Utara, Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember pagi diduga sengaja diselundupkan ke Sumatera Utara.

Dari temuan Danlantamal I Belawan yang disampaikan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, nahkoda kapal melarikan ke kapal lain sebelum tiba ke lokasi tujuan.

Sehingga seratusan warga Rohingya dibiarkan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya tiba ke lokasi tujuan.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan mengatakan, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari dataran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain,"kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat memaparkan kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (31/12/2023).

Lanjut Mayjend Hasan, kecurigaan lain ialah kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dimiliki pengungsi.

Dimana dari hasil pemeriksaan, seluruh tanggal lahir mereka sama.

"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama."

Dari informasi yang dikumpulkan aparat, pengungsi ini berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.

Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara diduga karena sempat mendapat penolakan di Aceh.

Atas peristiwa ini Pangdam I Bukit Barisan meminta izin maupun saran kepada Panglima TNI untuk patroli di pantai Timur Sumatera Utara.

"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara," katanya.

Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin angkat bicara soal mendaratnya pengungsi Rohingya di Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang.

Dikatakannya, ia telah mendapatkan informasi soal adanya pengungsi Rohingya yang mendarat ke wilayah nya dengan jumlah sebanyak 147 orang.

"Tadi juga sudah dilaporkan ke pusat, bahwa kita kedatangan pengungsi Rohingya sejumlah 147 orang," kata Hasanudin kepada tribun-medan.com, Minggu (31/12/2023).

Ia menjelaskan, keberadaan pengungsi Rohingya ini berada di sebuah pulau dan tidak bersinggungan langsung dengan Masyarakat yang berada di sana.

"Tentunya hal ini sudah kami terima dan mereka sudah di lokalisir ke suatu tempat yang masih berupa teluk dan belum berkontak langsung dengan masyarakat," sebutnya.

Hasanuddin menyampaikan, ratusan pengungsi Rohingya tersebut juga telah diberikan bantuan dasar seperti obat-obatan dan makanan.

"Secara awal kita sudah berikan bantuan kebutuhan dasar, nanti kita tangani dengan mekanisme yang ada sesuai arahan dari atas, tentunya kita cek kesehatan, dan hal-hal yang lain juga," bebernya.

Lalu, saat disinggung apakah pemerintah Sumatra Utara akan menampung para pengungsi Rohingya ini, Hassanudin mengaku belum mengetahuinya.

"Masalah penampungan itu nanti ditentukan dari pusat, kita akan melapor bagaimana mekanismenya," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkomunikasi dengan UNHCR terkait para pengungsi Rohingya ini.

"Sekarang ini karena dia sudah terdampar di tempat kita akan kita berikan pertolongan pertama kemanusiaan. Sudah dilaporkan kan mungkin sekarang UNHCR sudah akan menuju ke sana dia akan lihat," katanya.

Hasanuddin juga mengaku belum mengetahui, apakah ada tindakan pidana TPPO dalam kasus terdamparnya ratusan orang Rohingya ini atau tidak.

"Belum ada sampai sekarang, belum terungkap hal-hal yang lain, kita baru menemukan hal-hal yang mendasar," pungkasnya.

Sebanyak 147 pengungsi Rohingya yang tiba di pantai Timur Sumatera Utara, Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember pagi diduga sengaja diselundupkan ke Sumatera Utara.

Dari temuan Danlantamal I Belawan yang disampaikan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, nahkoda kapal melarikan ke kapal lain sebelum tiba ke lokasi tujuan.

Sehingga seratusan warga Rohingya dibiarkan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya tiba ke lokasi tujuan.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan mengatakan, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari dataran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain,"kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat memaparkan kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (31/12/2023).

Lanjut Mayjend Hasan, kecurigaan lain ialah kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dimiliki pengungsi.

Dimana dari hasil pemeriksaan, seluruh tanggal lahir mereka sama.

"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama."

Dari informasi yang dikumpulkan aparat, pengungsi ini berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.

Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara diduga karena sempat mendapat penolakan di Aceh.

Atas peristiwa ini Pangdam I Bukit Barisan meminta izin maupun saran kepada Panglima TNI untuk patroli di pantai Timur Sumatera Utara.

"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara," katanya.

(Cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved