Pengungsi Rohingya Masuk Sumut

156 Pengungsi Rohingya ke Sumut Diduga Korban Perdagangan Manusia, Kapal Dirusak dan Nahkoda Kabur

Mereka pun diduga kabur dari kamp penampungan di Bangladesh ke Sumatera Utara dengan cara membayar belasan juta rupiah.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
HO
Pengungsi Rohingya, Bangladesh yang mendarat di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Sementara ada sebagian yang diduga sedang buang air besar saat penghitungan tim gabungan berlangsung.

"Awalnya kami hitung 147. Setelah itu hitung kembali ternyata 156. Rupanya ada yang kakinya kena ikan dibawa berobat. Sebagian ikut antar.

Di belakang ada pulau ada yang buang air besar,"kata Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban, Selasa (2/1/2024).

Polisi menyebut, dari 156 imigran gelap Rohingya asal Bangladesh 56 diantaranya memiliki kartu identitas dari United High Commisioner for Refugees (UNHCR) 50 orang tidak memiliki kartu, 28 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.

Diketahui, sebanyak 156 imigran Rohingya, Bangladesh mendarat dari kapal kayu di dekat mercusuar Desa Kwala Besar batas antara Kabupaten Langkat dengan Kabupaten Deli Serdang tepatnya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (31/12/20230 sekira pukul 03:00 WIB.

Informasi yang didapat aparat gabungan dari masyarakat, kapal mereka diduga sengaja dibocorkan agar bisa mendarat  dan menetap di wilayah Sumatera Utara.

Kemudian, nahkoda kapal juga diduga langsung kabur menggunakan perahu kecil usai menyelundupkan para pengungsi.

"Diduga kapal yang membawa pengungsi rohingya asal Bangladesh karam adalah unsur sengaja merusak kapal dari pihak Tekong/Nahkoda kapal yang langsung melarikan diri dengan menggunakan boat kecil,"ungkapnya.

Terkait adanya dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ratusan pengungsi Rohingya ke Sumatera Utara yang menguntungkan agen karena dibayar, Polres Pelabuhan Belawan belum melakukan penyelidikan.

Sejauh ini polisi hanya memberi pengamanan lokasi dan terus berkoordinasi dengan imigrasi, pemerintah daerah dan UNHCR.

"Belum ada penyelidikan. Sejauh ini kami sifatnya pengamanan lokasi pengungsi dan sudah memasang garis polisi," katanya.

Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi menyebut, pasca 147 pengungsi Rohingya tiba di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember, UNHCR tak bisa dihubungi.

Sehingga, sampai malam pergantian tahun atau 1 x 24 jam pengungsi Rohingya tiba, pemerintah daerah dan aparat tak bisa berkomunikasi dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Sedikit tambahan laporan bahwa sampai malam ini UNHCR belum bisa kami hubungi dan hadir disini,"kata Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi, saat melaporkan situasi terkini pengungsi Rohingya kepada Panglima TNI dan Kapolri melalui meeting zoom, di lapangan Benteng Medan, Minggu (31/12/2023) malam.

Sementara itu, Panglima TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa dirinya sudah memerintahkan kepada Lantamal I Belawan untuk menghalau pengungsi Rohingya masuk ke perairan Sumatera Utara.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved