Konflik Palestina dan Israel

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikuasai Israel, Dijadikan Markas Militer, 70 Tenaga Medis Ditahan

RS Indonesia saat ini terbengkalai karena para pasien dan tenaga medis sudah dievakuasi ke wilayah selatan, tengah, dan utara.

Editor: Satia
Istimewa
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikuasai Pasukan Militer Israel 

Akibat dari serangan ini, sebagian bangunan RS Indonesia hancur.

Selain pasien, RS Indonesia juga menampung para pengungsi di Jalur Gaza yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan di halaman.

Serangan dan pemblokadean tentara Israel membuat RS Indonesia mengalami keterbatasan bahan bakar hingga akhirnya berhenti beroperasi.

Sementara itu, halaman Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza pun kini berubah jadi kuburan darurat.

Organisasi Kesehatan dunia menyatakan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza telah menyerupai tempat Mandi Darah setelah banyak sekali korban luka karena kebrutalan tentara Israel.

Juru bicara WHO menggambarkan pemandangan yang menghancurkan di Rumah Sakit Al-Shifa setelah tentara Israel mengepungnya dan mengubahnya menjadi rumah jagal.

Baca juga: THR Wajib Dibayar ke Pekerja, Inilah Sanksi Bagi Perusahaan yang Membandel

Pejabat WHO menyaksikan anak-anak dengan luka terbuka di wajahnya, melihat bayi menderita dengan tampak menguning, banyak orang dewasa dengan luka terbuka, patah tulang.

Sayangnya rumah sakit tidak mampu lagi memberikan perawatan kepada begitu banyak orang terluka.

Halaman Rumah Sakit Al Shifa yang kini menjadi kuburan darurat ratusan warga sipil yang dibunuh Israel.

Anak-anak berkeliaran di antara kuburan, sementara para pengungsi tinggal di tenda-tenda di seberang jalan.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza hanya menyediakan perawatan dasar untuk menstabilkan infeksi, tidak memiliki persediaan untuk transfusi darah, dan hampir tidak memiliki staf untuk merawat pasien yang terus berdatangan.

Setelah tim Perserikatan Bangsa-Bangsa berkunjung untuk mengirimkan obat-obatan dan perlengkapan bedah, tim tersebut menggambarkan unit gawat darurat di fasilitas kesehatan utama di Jalur Gaza menyerupai tempat pertumpahan darah.

Baca juga: SOSOK Wanita Pelaku Aborsi Ilegal, Gugurkan 20 Janin dalam 2 Bulan, Pasang Tarif Hingga Rp12 Juta

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut menampung ratusan orang yang terluka, dan orang-orang yang terinfeksi datang setiap menitnya, dan luka-luka tersebut dijahit di lantai karena tidak adanya obat yang dapat membantu. Untuk menghilangkan rasa sakit.

Organisasi tersebut mengatakan bahwa hanya empat rumah sakit, dari 24 rumah sakit yang beroperasi di Gaza utara sebelum dimulainya perang dengan Israel, yang beroperasi sebagian, dan tiga di antaranya hampir tidak berfungsi.

WHO menambahkan bahwa mereka segera mengumpulkan informasi di Rumah Sakit Kamal Adwan, di mana pihak berwenang di Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel baru-baru ini menggunakan buldoser untuk menghancurkan perimeter sebuah situs yang mereka katakan Israel katakan bahwa pejuang Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) adalah penggunanya.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved