Tribun Wiki

Tradisi Anta Mangaji pada Etnis Aneuk Jamee di Aceh

Aneuk Jamee merupakan satu etnis yang ada di Provinsi Aceh. Aneuk Jamee punya sebuah tradisi bernama anta mangaji

Editor: Array A Argus
Kompas
Foto anak-anak saat bersiap pergi mengaji (Kompas) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Di wilayah Provinsi Aceh, terdapat satu etnis bernama Aneuk Jamee.

Aneuk Jamee ini berasal dari perantauan suku Minangkabau yang ada di Sumatera Barat.

Dalam situs Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, disebutkan bahwa kemunculan Aneuk Jamee ini tak lepas dari meletusnya Perang Padri tahun 1805 hingga 1836.

Baca juga: Bahasa Jamee, Akulturasi Suku Minangkabau yang Bermigrasi ke Pesisir Barat Aceh

Sejumlah masyarakat suku Minangkabau yang tak ingin terdampak perang saudara ini kemudian bermigrasi ke pesisir barat Aceh.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan, bahwa kemunculan Aneuk Jamee ini ketika masyarakat suku Mainangkabau melakukan perdagangan di Aceh.

Ada juga yang datang ke Aceh dengan tujuan untuk memperdalam ilmu agama.

Sejak saat ini, banyak orang Minangkabau yang tinggal di Aceh.

Baca juga: Tradisi Upacara Mbengket Beges pada Suku Pakpak saat Mendirikan Rumah

Mereka yang menetap kemudian menyebar ke berbagai tempat, seperti Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Singkil dan Simeulue.

Dalam perjalanannya, Aneuk Jamee ini memiliki satu tradisi bernama anta mangaji.

Dari segi bahasa, anta dalam bahasa Minang berarti antar. 

Sedangkan mangaji, berarti mengaji.

Secara harfiah, anta mangaji berarti mengantar anak mengaji ke madrasah atau ke guru ngaji.

Baca juga: Tradisi Ritual Mangalontik Ipon pada Masyarakat Batak Toba Sebagai Tanda Kedewasaan

Pada etnis Aneuk Jamee, tradisi anta mangaji ini dulunya rutin dilakukan sejumlah orang tua.

Ketika anak sudah berusia tujuh tahun, maka orang tua akan mengantarkan anaknya kepada Tuangku Manasah atau Teungku Balai untuk diajarkan mengaji Alquran.

Di sela kegiatan mengantar mengaji itu, orangtua akan membuat syukuran atau kenduri di rumahnya, sebagai bentuk rasa syukur, bahwa anak mereka sudah mulai menuntut ilmu agama.

Baca juga: Tradisi Mangelek Tao, Bentuk Kedekatan Masyarakat Toba Terhadap Alam

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved