Berita Viral
Tak Terima Disuruh Push Up, Siswa SMK Ngamuk Bawa Parang ke Sekolah
Seorang siswa SMK terekam bawa parang ke sekolah karena tidak terima disuruh push up guru
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Array A Argus
Unggahan video yang memperlihatkan siswa SMK membawa parang ke sekolah itu kemudian viral dan beredar di media sosial.
Baca juga: KEBIJAKAN Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi Untuk Siswa SMA di Kupang Menuai Pro dan Kontra
Sontak video itu kemudian ramai dikomentari oleh warganet.
"Siswa kaya gini suruh balikin aja ke orangtuanya, suruh orangtuanya aja yg ngedidik," tulis @dani_evano.
"Blacklist di semua sekolah, biar orangtuanya aja yg urus anaknya dirumah," tulis @sdmfrds_.
"Minimal berterimakasih ke guru mau ngasih ilmu masih mau negur dan masih marahin itu tandanya kamu didik menjadi orang baik kedepane," tulis @_erick.prasetyo.
Baca juga: Sekretaris Disdik Sumut Akui Ada Dugaan Proyek Siluman, Murdianto: Ada Oknum Bermain
Dilansir dari Kompas, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim, Muhammad Kurniawan, mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Kamis lalu (23/2/2023) di SMK Negeri 5 Samarinda.
Siswa tersebut diketahui kelas XI jurusan penjualan yang saat itu sedang mata pelajaran olahraga.
“Anak itu tidak mengindahkan petunjuk dan perintah guru olahraga. Dia marah. Karena merasa rumahnya dekat dengan sekolah, maka anak itu pulang dan kembali ke sekolah bawa parang,” katanya pada Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Akibat Candu Film Dewasa, Siswa SMA Ini Perkosa & Bunuh Balita, Korban Dibuang ke Semak-semak
Ternyata siswa tersebut bukan kali pertama membuat keributan di sekolah.
Sejak duduk di bangku kelas X, siswa itu seringkali membuat ulah.
“Kejadian pertama dapat bimbingan biasa. Kejadian kedua sudah membuat surat perjanjian diketahui oleh orangtuanya. Dan ini kejadian yang ketiga,” ujarnya.
Kelakuan siswa itu membuat para guru mengeluh menghadapinya.
Sehingga kepala sekolah berencana akan memanggil orangtua yang bersangkutan untuk penyelesaian masalah itu.
Baca juga: Siswa SMA Antusias Kunjungi Stand UISU di Pameran Pendidikan Tinggi Ditjen Diktiristek
“Nanti dimediasi kembali menghadap ke guru yang mengajar di kelasnya untuk minta maaf. Jika guru-guru memaafkan dan memberi kesempatan maka anak tersebut masih akan diberi kesempatan belajar di SMK Negeri 5,"
"Namun jika guru-guru tidak mau atau tidak sanggup maka akan diberi pilihan untuk pindah sekolah,” sambungnya.(cr31/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/siswa-SMK-bawa-parang-ke-sekolah.jpg)