Berita Viral
Tak Terima Disuruh Push Up, Siswa SMK Ngamuk Bawa Parang ke Sekolah
Seorang siswa SMK terekam bawa parang ke sekolah karena tidak terima disuruh push up guru
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Seorang siswa SMK terekam bawa parang ke sekolah karena tidak terima disuruh push up oleh gurunya.
Menurut informasi, insiden siswa SMK bawa parang ke sekolah itu terjadi di SMK Negeri Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo, tampak seorang siswa laki-laki yang mengenakan baju olahraga berwarna ungu berada di tengah lapangan.
Baca juga: DPR Geram Desak PNS Masuk Kantor Pukul 05.00 Seperti Siswa SMA di Kupang, Gara-gara Viktor Laiskodat
Siswa SMK tersebut tampak membawa senjata tajam berupa parang yang berukuran cukup panjang. Pada video itu, terdengar siswa tersebut meneriakkan kata-kata yang kurang jelas.
Melihat aksinya itu, seorang lelaki dewasa kemudian berusaha menahannya.
Parang itu kemudian disita oleh pria dewasa tersebut dan kemudian mengamankan siswa SMK itu.
Berdasarkan keterangan yang diunggah oleh akun @fakta.indo, aksi siswa SMK yang membawa parang ke sekolah itu bermula pada saat jam pelajaran olahraga.
Baca juga: Sudah Mulai Siswa SMA Kupang Sekolah Subuh, Kini DPR Minta PNS Juga Masuk Subuh
Ditengah-tengah pelajaran, sang guru memberi materi olahraga santai sambil bermain game, yakni lempar dan tangkap bola.
Dalam aturan permainan tersbet disepakati apabila siswa tak berhasil menangkap bola, maka akan dikenakan sanksi push up.
Namun saat giliran siswa berinisial IS tersebut, ia gagal melakukan permainan tangkap bola itu.
Melihat hal itu, sang guru kemudian mengingatkan terkait sanksi yang sebelumnya telah disepakati.
Tetapi siswa itu tidak melakukan kesepakatn , bahkan siswa tersebut malah pergi dan meninggalkan area permainan.
Baca juga: Megawati Heran Pidatonya Soal Ibu-ibu Pengajian Viral : Kok Saya Dibully?
Sempat terjadi perdebatan diantara keduanya. Tak terima ditegur oleh sang guru, siswa SMK itu kemudian pulang ke rumahnya yang jaraknya tak jauh dari sekolah .
Saat kembali ke sekolah, terlihat siswa laki-laki itu sudah membawa sebilah parang.
Siswa laki-laki itu kemudian memanggil-manggil guru olahraga itu sambil memegang parang yang ia bawa dari rumahnya.
Unggahan video yang memperlihatkan siswa SMK membawa parang ke sekolah itu kemudian viral dan beredar di media sosial.
Baca juga: KEBIJAKAN Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi Untuk Siswa SMA di Kupang Menuai Pro dan Kontra
Sontak video itu kemudian ramai dikomentari oleh warganet.
"Siswa kaya gini suruh balikin aja ke orangtuanya, suruh orangtuanya aja yg ngedidik," tulis @dani_evano.
"Blacklist di semua sekolah, biar orangtuanya aja yg urus anaknya dirumah," tulis @sdmfrds_.
"Minimal berterimakasih ke guru mau ngasih ilmu masih mau negur dan masih marahin itu tandanya kamu didik menjadi orang baik kedepane," tulis @_erick.prasetyo.
Baca juga: Sekretaris Disdik Sumut Akui Ada Dugaan Proyek Siluman, Murdianto: Ada Oknum Bermain
Dilansir dari Kompas, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim, Muhammad Kurniawan, mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Kamis lalu (23/2/2023) di SMK Negeri 5 Samarinda.
Siswa tersebut diketahui kelas XI jurusan penjualan yang saat itu sedang mata pelajaran olahraga.
“Anak itu tidak mengindahkan petunjuk dan perintah guru olahraga. Dia marah. Karena merasa rumahnya dekat dengan sekolah, maka anak itu pulang dan kembali ke sekolah bawa parang,” katanya pada Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Akibat Candu Film Dewasa, Siswa SMA Ini Perkosa & Bunuh Balita, Korban Dibuang ke Semak-semak
Ternyata siswa tersebut bukan kali pertama membuat keributan di sekolah.
Sejak duduk di bangku kelas X, siswa itu seringkali membuat ulah.
“Kejadian pertama dapat bimbingan biasa. Kejadian kedua sudah membuat surat perjanjian diketahui oleh orangtuanya. Dan ini kejadian yang ketiga,” ujarnya.
Kelakuan siswa itu membuat para guru mengeluh menghadapinya.
Sehingga kepala sekolah berencana akan memanggil orangtua yang bersangkutan untuk penyelesaian masalah itu.
Baca juga: Siswa SMA Antusias Kunjungi Stand UISU di Pameran Pendidikan Tinggi Ditjen Diktiristek
“Nanti dimediasi kembali menghadap ke guru yang mengajar di kelasnya untuk minta maaf. Jika guru-guru memaafkan dan memberi kesempatan maka anak tersebut masih akan diberi kesempatan belajar di SMK Negeri 5,"
"Namun jika guru-guru tidak mau atau tidak sanggup maka akan diberi pilihan untuk pindah sekolah,” sambungnya.(cr31/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/siswa-SMK-bawa-parang-ke-sekolah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.