Ngopi Sore

Ferdy Sambo & Putri Candrawathi: Akhir Kisah Cinta yang Janggal

Di luar dugaan banyak pihak yang terlanjur skeptis terhadap penyelesaian hukum di Indonesia, persidangan bergerak ke arah yang berbeda. Vonis mati.

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
AFP/ADITYA AJI
LAMBAIKAN TANGAN - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo melambaikan tangan ke arah kamera wartawan saat menjalani sidang vonis kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di PN Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023). Hakim menyatakan Sambo bersalah dan menjatuhkan vonis hukuman mati. 

SAYA pernah membaca sejumlah kisah cinta yang janggal. Saya mulai dari novel berjudul 'Geek Love', ditulis Katherine Dunn dan diterbitkan tahun 1989. Berkisah perihal sepasang pemilik sirkus keliling, Aloysius Binewski dan istrinya, Crystal.

Dunn menggambarkan keduanya hidup dalam cinta yang hampir-hampir sulit diterima logika. Demi menyelamatkan sirkus keliling mereka yang diambang bangkrut, Al, sapaan Aloysius Binewski, memberi istrinya yang dipanggilnya 'Lil', berbagai asupan berbahaya. Mulai dari berbagai obat-obatan terlarang sampai larutan radioaktif.

Asupan ini dikonsumsi Lil sebelum dan sesudah mereka bercinta, dan makin rutin di masa kehamilan. Tujuannya agar Lil melahirkan bayi-bayi yang ajaib.

Upaya ini membuahkan hasil. Dari sekian bayi yang lahir, terdapat empat bayi ajaib. Ada Arturo atawa Arty yang bisa hidup di dua alam. Nama panggungnya 'Aqua Boy'. Kemudian Electra (Elly) dan Iphigenia (Iphy), kembar siam jelita; Olympia alias Oly, mahluk bungkuk albino, dam Fortunato. Nama terakhir, yang disapa Chick, kelihatan normal, tapi punya kemampuan super hero, khususnya telekinetik.

Tentu saja, 'Geek Love' kelewat ngawur dan rasa-rasanya memang mustahil terjadi di dunia nyata. Namun kisah cinta Burton N. Pugach dan Linda Riss memang benar-benar terjadi.

Tahun 1959, Burt Pugach, seorang pengacara, mengupah tiga orang untuk mencelakai Linda, pacar gelapnya. Linda buta akibat siraman air keras dan Burt ditangkap dan dipenjarakan 14 tahun.

Alih-alih "putus" dan saling menjauh, mereka justru berhubungan kian intens. Dari penjara Burt kerap mengirimkan surat-surat cinta dan Linda rutin mengunjunginya.

Setelah Burt bebas hubungan mereka bertambah intim sampai kemudian memutuskan menikah pada tahun 1974 dan bertahan sampai Linda Riss meninggal dunia 22 Januari 2013. Kisah ini ditulis Berry Stainback dan diterbitkan tahun 1976 dengan judul 'A Very Different Love Story'.

Kini satu kisah cinta lain menambah referensi saya. Kisah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Mereka bukan sebangsa Al dan Lil Binewski. Mereka nyata, tapi bukan pula seperti Burt Pugach dan Linda Riss.

Kisah cinta Sambo dan Putri membuat satu nyawa melayang, melibatkan banyak orang dan membikin heboh seantero Indonesia, dan awal dari ini semua adalah skenario yang penuh lubang dan cenderung bodoh, dan oleh sebab itu dengan cepat berakhir sebagai kegagalan dan membuat keduanya ditangkap dan diseret ke pengadilan.

Kisah cinta ini terkuak di muka persidangan. Putri mengaku sangat mencintai Sambo dan Sambo pun setengah mati mencintai Putri. Rasa cinta yang besar inilah yang menjadi dorongan kenapa ia; seorang perwira tinggi polisi berpangkat Inspektur Jenderal, seorang yang menduduki jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, sampai harus memerintahkan pembunuhan terhadap Nofiansyah Yosua Hutabarat, polisi berpangkat rendah yang merupakan ajudannya sendiri.

DI PENGADILAN - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo berjalan di ruang pengadilan pada sidang vonis kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di PN Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023)
DI PENGADILAN - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo berjalan di ruang pengadilan pada sidang vonis kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di PN Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023) (AFP/ADITYA AJI)

Menurut Sambo, emosinya menggelegak tatkala Putri mengakui dirinya dilecehkan secara seksual oleh Yosua.

Sampai di sini, ketidaklogisan kenapa seorang Irjen harus turun tangan sendiri untuk menyelesaikan seorang Brigadir, berubah menjadi logis. Cinta bisa membutakan siapa saja. Dua kisah dari Kerajaan Inggris bisa dikedepankan: Edward VIII melepas gelar kebangsawanannya (dan mahkotanya sebagai raja) demi cintanya kepada Wallis Simpson, dan lebih delapan dekade berselang, Pangeran Harry melakukan hal yang kurang lebih sama.

Dalam hal Sambo, cinta ini telah berkaitpaut dengan harga diri pula. Seorang Brigadir, ajudannya sendiri, berani berbuat tidak senonoh kepada istrinya, kepada Putri, perempuan yang dicintainya setengah mati. Sedikit agak mirip dengan legenda Raja Arthur dan Lancelot. Raja Arthur murka setelah mendengar selentingan bahwa Lancelot, orang kepercayaannya, yang telah ia anggap sebagai anaknya, bermain cinta-cintaan dengan istrinya yang rupawan, Lady Guinevere.

Namun persidangan kemudian ternyata tidak mengarah ke cinta tiga segi Arthur, Guinevere, dan Lancelot, melainkan justru lebih mengarah ke kisah yang dipapar dalam kitab suci dua agama besar, Islam dan Kristen. Kisah perihal Yusuf, atawa Yosef, nabi yang tampan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved