Tragedi Kanjuruhan
Media Amerika Sindir Cara Polisi Bubarkan Massa Pakai Gas Air Mata, Selalu Gunakan Kekerasan
Dunia pun gempar karena kengerian tragedi sepakbola ini.Dikabarkan 131 orang tewas. Tragedi kemanusian ini terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya
TRIBUN-MEDAN.com - Tragedi Kanjuruhan bukan hanya jadi sorotan di tanah air.
Dunia pun gempar karena kengerian tragedi sepakbola ini.
Dikabarkan 131 orang tewas. Tragedi kemanusian ini terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober lalu.
Sebanyak 131 orang yang meninggal berdasarkan data Posko Postmortem Crisis Center pada Kamis, pukul 09.00 WIB.
Media ternama dari Amerika Serikat, New York Times memberikan sorotan khusus perihal kinerja Polisi di tragedi Kanjuruhan.
New York Times berpendapat, kepolisian Indonesia sangat termiliterisasi dan kurang terlatih perihal mengendalikan massa.
Tak hanya itu, keterangan para ahli yang diwawancara New York Times juga menyebutkan bahwa polisi Indonesia tidak pernah diminta pertanggung jawaban.
Banyak ahli menyebutkan bahwa gas air mata menjadi faktor utama banyaknya nyawa yang melayang dalam tragedi Kanjuruhan.
Namun, hingga saat ini, tak ada langkah untuk memproses hukum terhadap polisi yang menembakkan gas air mata ke penonton.
New York Times menyebut, selama bertahun-tahun, ribuan orang Indonesia telah berhadapan dengan kepolisian yang korup.
Menurut mereka, Polisi juga selalu menggunakan kekerasan guna menekan massa, dan tidak bertanggung jawab kepada siapapun.
Baca juga: Ketahuan Akhirnya Kelakuan Rizky Billar, Tega Aniaya Lesti Kejora Berulang Kali, Bukti Visum
Dan benar saja, kejadian di Kanjuruhan menjadi contoh nyata wajah kepolisian Indonesia.
Polisi tanpa ampun memukuli Aremania dengan tongkat hingga perisai.
Penyemprotan gas air mata juga mereka lakukan secara brutal ke arah penonton yang tak terlibat dalam kerusuhan.
Aksi tersebut membuat ribuan Aremania panik dan mengalami sesak nafas.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kasus-Tragedi-Kanjuruhan-Naik-jadi-Penyidikan.jpg)