Tragedi Kanjuruhan
Media Amerika Sindir Cara Polisi Bubarkan Massa Pakai Gas Air Mata, Selalu Gunakan Kekerasan
Dunia pun gempar karena kengerian tragedi sepakbola ini.Dikabarkan 131 orang tewas. Tragedi kemanusian ini terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya
Mereka berlarian ke arah pintu keluar yang ternyata masih tertutup rapat meski pertandingan sudah usai.
Jacqui Baker, seorang ekonom politik di Murdoch University di Perth, Australia memberi keterangan yang menohok terkait kerja polisi di indonesia.
Jacqui Baker mengatakan, tragedi Kanjuruhan mengungkap masalah sistemik yang dihadapi polisi.
Banyak diantara mereka yang kurang terlatih dalam pengendalian massa dan terlalu militeristik.
Dalam hampir semua kasus di Indonesia, polisi tak pernah dimintai pertanggung jawaban atas kesalahan yang dilakukan.
"Bagi saya, ini benar-benar fungsi dari kegagalan reformasi kepolisian di Indonesia," kata Jacqui Baker.
Selama lebih dari dua dekade, aktivis HAM dan ombudsman pemerintah telah melakukan penyelidikan atas tindakan polisi Indonesia.
Namun, laporan-laporan yang dilayangkan, menurut Baker, sering sampai ke kepala polisi, tetapi tidak berpengaruh sama sekali.
"Mengapa kita terus dihadapkan dengan impunitas?" katanya.
"Karena tidak ada kepentingan politik untuk benar-benar mewujudkan kepolisian yang profesional," jelas Baker.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Media Amerika Sindir Cara Polisi Bubarkan Massa Pakai Gas Air Mata, Selalu Gunakan Kekerasan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kasus-Tragedi-Kanjuruhan-Naik-jadi-Penyidikan.jpg)