Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Pelecehan Seksual tak Lazim di Balik Tewasnya Brigadir Yosua, Analisa Pakar Psikologi Forensik
Menguak kontroversi di balik tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
TRIBUN-MEDAN.com - Menguak kontroversi di balik tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Hal yang sering dipertanyakan kenapa CCTV dikatakan rusak, kenapa polisi buru-buru ganti decoder CCTV, 3 handphone Yosua Hutabarat hilang, luka aneh seperti sayatan di tubuh Yosua hingga seberani itukah Yosua melecehkan istri komandan yang paling dihormatinya?
Bagaimana analisa pakar forensik?
Pakar Psikologi Forensik menyebutkan tak lazim jika terjadi kasus pelecehan dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Dengan melihat kondisi di kamar pribadi seorang jenderal bintang dua polisi, pakar berani mengatakan jika memang benar terjadi, Brigadir J dalam kondisi tak normal.
Baca juga: Sosok Irjen Ferdy Sambo di Mata Tetangga, Rumahnya Banyak| 7 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai dugaan pelecehan seksual menjadi salah satu kejahatan yang paling pelik untuk dipecahkan.
Penyebabnya, kata Reza, biasanya kejahatan seksual itu terjadi di tempat tertutup dan sepenuhnya dianggap dikuasai oleh pelaku.
Namun, Reza menilai ada beberapa hal tidak lazim terjadi dalam dugaan pelecehan seksual yang berujung penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bhayangkara Dua (Bharada) E.
Ia berpandangan insiden yang terjadi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Inspektur Jenderal Ferdy Sambo itu dilakukan di lokasi yang berpotensi adanya saksi.
Selain itu, rumah tersebut juga dinilai sebagai zona aman yang tidak bisa dikuasai oleh pelaku, terlebih ada kamera pengintai atau CCTV, ada akses calon korban melarikan diri.
"Maka itu sungguh-sungguh pertimbangan memilih lokasi kejahatan yang sangat amat buruk. Ini pemikiran yang spontan muncul di kepala saya usai membaca pemberitaan," ujar Reza dikutip dari Kompas TV dalam Sapa Indonesia Pagi, Kamis (14/7/2022).
Ia memberikan catatan bahwa dugaan pelecehan seksual itu sungguh-sungguh berlangsung di tempat tidak lazim. Kendati demikian, kata Reza, bukan tidak mungkin kejahatan pelecehan seksual itu bisa terjadi.
"Tetap harus diinvestigasi oleh polisi karena ada saja kemungkinan pelaku kejahatan seksual dalam kondisi mabuk, di bawah pengaruh narkoba, atau terprovokasi eksternal," kata dia.
Apabila berada dalam kondisi tersebut, Reza berpandangan pelaku bisa saja tidak bisa membuat kalkulasi kejahatan secara maksimal. Adapun baku tembak terjadi antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam. Brigadir J disebut tewas dalam insiden baku tembak dengan rekannya Bharada E.
Baku tembak itu terjadi karena dipicu dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di rumahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Brigadir-Nopryansah-Yosua-Hutabarat-alias-Brigadir-Irjen-Pol-Ferdy-Sambo-dan-istrinya.jpg)