Berita Tokoh
Deretan Putra Batak yang Pernah Menjabat Sebagai Gubernur Sumatera Utara
Terdapat deretan putra Batak yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara yang memiliki segudang prestasi yang membanggakan.
Penulis: Tria Rizki |
Tak hanya itu saja, Ia juga mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 10 November 2020.
2. Ferdinand Lumban Tobing
Ferdinand Lumbantobing lahir di Tapanuli Tengah (19 Februari 1899), adalah pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara ke-2.
Ferdinand alumni dari STOVIA dengan jurusan dokter tahun 1924, setelah lulus dia bekerja di CBZ RSCM Jakarta.
Di awal masa kemerdekaan, Ferdinand diangkat menjadi Residen tapanuli sejak Oktober 1945 dan dia berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan.
Selanjutnya Ia diangkat menjadi Syu Sangi Kai’ (DPD) Tapanuli dan sebagai Chuo Sangi In (DPP), dan berhasil menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara ke-2 dengan masa jabatan tahun 1948 hingga 1950.
Tiga tahun kemudian, Ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia (ad-interim) dengan masa jabatan tahun 1953, dan di tahun yang sama Ia berhasil menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia ke-10 hingga tahun 1955, dan dua tahun kemudian Ia menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Transmigrasi ke-1.
Berkat jasanya, Namanya dijadikan sebagai nama bandar udara di Pinangsori, Tapanuli Tengah, Rumah Sakit Umum Sibolga, dan menjadi Pahlawan Kemerdekaan nasional pada 17 November 1962 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1962.
3. Raja Junjungan Lubis
Raja Junjungan Lubis lahir di Huta Godang (21 Agustus 1906), adalah seorang politikus Mandailing Indonesia yang menjadi Gubernur Sumatera Utara.
Dia alumni dari Hollandsch-inlandsche School dan menempuh pendidikan ke studi di Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren.
Awal karirnya dengan menjadi kepala desa Ulu Pungkut di Huta Godang dari tahun 1924 hingga 1945, dia juga menjadi ketua Bona Bulu Sahat di tahun 1939, Ketua Dewan Pertahanan Daerah mandailing Natal 1943, Ketua Hokokai cabang Mandailing Natal tahun 1945 dan di tahun yang sama dia juga diangkat menjadi Asisten Residen mandailing Natal.
Karirnya semakin bersinar di bidang politik, dengan berhasil menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara yang dilantik tanggal 1 April 1960 dengan menggantikan Zainal Abidin.
Raja menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara dengan masa jabatan tahun 1960 hingga 1963, dan melanjutkan karir di bidang politik dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan masa jabatan tahun 1971 hingga 1977.
4. Marah Halim Harahap
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kolase-tokoh-Gubernur-Sumatera-Utara-yang-berdarah-Batak.jpg)