Ngopi Sore
Manis-Pahit Industri Pop: Lyodra Ginting Dicap Sombong
Sindrom popularitas membuat pesohor-pesohor baru merasa diri sebagai bintang dari segala bintang, atau menggiring pada perasaan tertekan.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Sekarang juga seperti itu. Namun, kata Lasso, ketakutannya berbeda. Wartawan zaman sekarang lebih banyak menanyakan hal-hal di luar musik. Misalnya menanyakan tempat kuliner favorit, mobil terbaru, atau gosip-gosip seputar perklenikan, operasi plastik, atau hubungan asmara.
Itu belum seberapa. Sebab paling mengerikan adalah saat hasil wawancara tersebut ditayangkan. Bisa kontradiktif, atau malah dikaitpautkan dengan perkara-perkara yang lain sama sekali. Perkara-perkara yang bahkan tidak disinggung sedikit pun dalam wawancara.
Untuk pesohor sekelas Ari Lasso, atau Agnez Mo, atau Dedi Corbuzier, kebrutalan semacam ini barangkali tidak terlalu jadi soal. Mereka sudah punya "kekebalan". Basis penggemar mereka tak akan goyah.
Lyodra Ginting berbeda. Dia masih belia sekali. Maka dari itu dia memang mesti dilindungi. Namun patut digarisbawahi pula. Perlindungan yang kelewat ketat, terlalu over, juga akan sampai pada imbas yang sama. Mungkin malah lebih parah dan berbahaya bagi kelanjutan karier Lyodra. Sebab yang mencuat nantinya adalah kesinisan. Keartisan masih seumur taoge, kok, ya perasaan sudah kayak Beyonce.(t agus khaidir)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/lyodra2.jpg)